Pengakuan terhadap
pahlawan Pongtiku sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah pada tahun 2003
adalah sebuah catatan baru dalam sejarah kepahlawanan bangsa Indonesia yang
melakukan perlawanan terhadap kaum penjajah. Pengakuan Pongtiku sebagai
Pahlawan Nasional juga menandakan bahwa Pongtiku kini bukan hanya milik
keluarga saja namun juga milik masyarakat Indonesia khususnya masyarakat
Toraja. Olehnya itu bukanlah sebuah hal yang keliru bila Pemda di Toraja Utara dan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan memberi perhatian yang layak terhadap
peninggalan Pongtiku seperti tempat bersejarah lainnya di Toraja dan sulawesi
selatan.
Keberadaan Tongkonan di
Pangala’ tempat lahirnya Pongtiku adalah salah satu peninggalannya yang sarat
dengan nilai sajarah bahkan budaya. Hal ini menandakan bahwa keberadaan Tongkonan
bukan hanya sebagai simbol pemersatu keluarga atau bukan hanya sebagai rumah
adat Toraja semata, namun kehadiran Tongkonan juga manandakan sebagai simbol
kejayaan, kekuatan, keberanian, kemerdekaan bahkan kepahlawanan. Dengan
demikian, Tongkonan tempat lahirnya Pongtiku juga dapat dimaknai sebagai kemenangan
dan kemerdekaan Toraja bahkan Indonesia.
Namun sebuah hal yang
sangat ironis bila pemda Toraja Utara dan Pemrov Sulawesi Selatan tidak
memberikan perhatian yang layak terhadap peninggalan sang Pahlawan Pongtiku
seperti Tongkonan tempat lahirnya Pongtiku sebagai tongkonan yang memiliki
kekuatan sejarah. Pada masa orde baru sebelum pemekaran kabupaten Tana Toraja, Tahun
1996 tugu dan dan tempat pemakaman Pongtiku di Pangala’ dibangun dan di
resmikan oleh Bupati Tana Toraja Tarsis Kodrat sebagai tanda penghargaan
terhadap kegigihan Pongtiku dan kawan kawannya melawan para penjajah. Bahkan
dimasa kepemimpinan Palaguna selaku Gubernur sulawesi Selatan masa orde baru
pihak keluarga Pongtiku mengatakan bahwa sering mendapatkan penghargaan dari
pemerintah sebagai wujud kepedulian dan rasa hormat terhadap kepahlawanan Pongtiku dan rekan
seperjuangannya. Namun sesungguhnya tugu, tempat pemakaman dan berbagai
penghargaan itu tidaklah cukup bila dibandingkan dengan pengorbanan Pongtiku
dan rekan rekannya.
Sungguh tidak
terpujinya Pemerintah Toraja Utara dan Pemrov Sulawesi selatan bila dimasa
Otonomi Daerah peningglan bersejarah Pongtiku tidak mendapatkan perhatian prioritas.
Beberapa waktu yang lalu Pemerintah Toraja Utara yaitu Bupati telah melakukan
kunjungan ke tongkonan Pongtiku. Namun pertanyaannya adalah cukupkah hanya
dengan perkunjungan kemudian itu dianggap sebagai hal yang luar biasa???
Sementara disisi lain rekan rekan Pongtiku yang juga berjuang mempertahankan
NKRI kini terlupakan dan terabaikan oleh Pemda Toraja Utara bahkan tidak ada
niat untuk menggali informasi dan memperjuangkannya agar nama mereka juga dapat
disejajarkan dengan nama Pahlawan Pongtiku.
Keberadaan dan renovasi
Tongkonan Pongtiku yang diinisiasi dan diakomodasi sendiri oleh pihak keluarga
semakin menguatkan asumsi masyarakat bahwa pemda toraja Utara telah melakukan
pembiaran terhadap peninggalan bersejarah tersebut. Hal ini semakin kontras
dengan cita cita Toraja utara yang mendambakan daerah Toraja Utara sebagai
daerah parawisata dan daerah bersejarah. Sementara itu Pemrov Sulawesi Selatan
dimasa otonom ini, juga terus menggaungkan bahwa daerah Toraja adalah kebanggaan
Sulawesi Selatan kerna memiliki nilai sejarah dan budaya yang unik. Untuk
berkunjung ke Tongkonan Pongtiku saja harus menempuh jalan puluhan kilometer
dan melalui jalanan yang sangat sempit bahkan memprihatinkan.
Bila benar bahwa
Pongtiku kini bukan milik keluarga saja namun melainkan kepunyaan masyarakat
Sulawesi Selatan khususnya Toraja maka selayaknyalah pemda Toraja Utara dan
Pemrov Sulawesi Selatan bersama sama memikirkan dan memberikan perhatian yang
layak terhadap peninggalan bersejarah itu, karna tempat bersejarah juga akan
menjadi tempat kunjungan wisata yang pastinya akan mendorong cita cita Pemrov
Sulawesi selatan khususnya Pemda Toraja Utara.
Bukan hanya Pongtiku
yang harus mendapatkan perhatian dari Pemda Toraja Utara, namun juga kepada
rekan seperjuangan Pongtiku dan keluarganya yang kini hidup dalam himpitan
tekanan psikologis akibat tudingan dan tuduhan dari berbagai pihak bahkan
lembaga Gereja yang menuding bahwa sahabat Pongtiku (Pong Masangka’, Ne’
Matandung, Tandibua’ dan rekan yang lain) adalah pembunuh dan pemberontak karna
telah membunuh misionaris dari Belanda yaitu Van de Loosdrechct di daerah Bori’.
Namun Tudingan tersebut sangat bertolak belakang dengan ajaran Kristiani yaitu
Mengasihi dan Mengampuni.
Penulis : Frans Bore
Ketua Umum Gerakan
Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Toraja (GEPPM ATOR)
Menyedihkan sekali pada akhir tulisannya. Apalagi ditulis oleh seorang ketum GEPPMATOR.
BalasHapus__________________
Bukan hanya Pongtiku yang harus mendapatkan perhatian dari Pemda Toraja Utara, namun juga kepada rekan seperjuangan Pongtiku dan keluarganya yang kini hidup dalam himpitan tekanan psikologis akibat tudingan dan tuduhan dari berbagai pihak bahkan lembaga Gereja yang menuding bahwa sahabat Pongtiku (Pong Masangka’, Ne’ Matandung, Tandibua’ dan rekan yang lain) adalah pembunuh dan pemberontak karna telah membunuh misionaris dari Belanda yaitu Van de Loosdrechct di daerah Bori’. Namun Tudingan tersebut sangat bertolak belakang dengan ajaran Kristiani yaitu Mengasihi dan Mengampuni.
______________
Itu bukan tudingan tapi fakta yang didapat pada waktu itu. (lihat surat2 AA van de Loosdrechct sebelum terbunuh). Intinya Orang2 diatas melawan belanda krn pada waktu itu pemerintah Belanda/GZB di Toraja (makale/rantepao) melarang adanya main judi (sabung ayam) sehingga mereka (pongtiku dkk)melawan pemerintah belanda.
Soal ajaran Kristen mengasih dan mengampuni masih berlangsung sampai saat ini. Jangan salah pengertian, yang dikasih dan diampuni bukan perbuatannya tetapi orangnya.. Kejahatan tetap kejahatan.
Soal Pongtiku apakah benar2 seorang pahlawan masih menjadi tanda tanya besar bagi peneliti Toraja.
Saya sebagai salah seorang yang terlibat di dalamnya menyimpulkan bahwa Toraja (Tana Toraja/Toraja Utara) tidak mempunyai bukti yang kuat sebagai daerah yang perah dijajah oleh Belanda. Justru Toraja lebih diperhatikan sebagai daerah yang perlu dibangun. Sehingga keberadaan seorang pahlwan patut dipertanyakan. Sebagai orang Toraja saya berada diantara sedih dan gembira jika ada yang diangkat sebagai pahlawan jika benar2 berjuang bagi Toraja. Saya sedih dan malu jika kita diberi gelar pahlawan hanya krn pemberian belaka dari pemerintah pusat krn belum punya pahlawan.
Soal Pongtiku dikatakan berjuang bagi Toraja tidak pnya bukti yang kuat. Seperti benteng2 yang sering dikatakan selama ini bukan merupakan benteng pertahanan namun lebih kepada tempat persembunyian dari pengejaran.
Itu bukan tudingan tapi fakta yang didapat pada waktu itu. (lihat surat2 AA van de Loosdrechct sebelum terbunuh). Intinya Orang2 diatas melawan belanda krn pada waktu itu pemerintah Belanda/GZB di Toraja (makale/rantepao) melarang adanya main judi (sabung ayam) sehingga mereka (pongtiku dkk)melawan pemerintah belanda.
BalasHapusyah mungkin menurut belanda itu adalah judi namun juga tidak melihat dari perspektif budaya...
saya juga berterima kasih ada masukan yang sangat konstruktif
namun surat A. A Van De Loosdrechct juga telah membuktikan bahwa beliau lebih berpihak pada pemerintahan Belanda dibanding penduduk lokal
A. A Van De Loosdrechct adalah pejuang dalam kekristenan dan mencari jiwa, begitupula dengan para pembunuhnya mereka adalah jiwa yang terusik oleh kehadiran orng asing yang memerintah masyarakat lokal
Bangsa yang besar adalah bangsa yang dapat menghargai jasa para Pahlawannya, diakui atau tidak diakui secara resmi oleh Pemerintah Daerah dan atau Pemerintah Pusat. Saya sangat tercengang membaca sanggahan para penulis atas keabsahan Pongtiku sebagai pahlawan Daerah Toraja yang sudah berpuluh tahun lamanya diakui dan diperingati dalam upacara resmi setiap tahun bertepatan dengan hari wafatnya sebagai pahlawan kesuma bangsa. Setelah melalui perjuangan panjang akhirnya Pemerintah Pusatpun mengakui Almarhum sebagai Pahlawan Nasional.
BalasHapusPatut dicatat bahwa Pahlawan Pongtiku tidak meninggalkan seorang keturunan bilogis ataupun yuridis untuk memotori pemeliharaan dan pelestarian Tongkonannya dan segala sesuatunya yang berkaitan dengan sejarah perjuangannya kurang terurus dan bahkan bertambah parah disebabkan adanya pihak yang memperoleh pengesahaan pengadilan sebagai anak/cucu sah Pongtiku menjelang pengakuan almarhum sebagai Pahlawan Nasional. Sedangkan Tongkonan keluarga Pongtiku sejak dulu hingga sekarang ini dihuni dan dipelihara oleh keluarga Pongtiku dari keturunan saudaranya almarhum.
Kepada para ahli/peneliti Toraja, kami sangat mendukung apabila melakukan penelitian yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara dimasa depan bukan menjadi penelitian yang mengadu domba dan merusak ketentraman masyarakat Toraja. Terima kasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusCeritanya gak suka sama Belanda tapi Orang Toraja kebanyakan mengagung-agungkan Belanda. Belanda tidak sepenuhnya menjajah orang Toraja, karena Belanda banyak membantu kemajuan di Toraja. Saya kira orang Toraja berselisih dengan Belanda hanya berkutat pada kepercayaan selebihnya berkisar masalah perut si Belanda itu sendiri. Menurut saya bangsa yang besar adalah bangsa yg mau mencetak sejarah baru demi kemajuan daerahnya, bukan hanya membanggakan sejarah lama tanpa bertindak apa2. Terima Kasih
BalasHapusAdriana Hermin Mala:
BalasHapus"Patut dicatat bahwa Pahlawan Pongtiku tidak meninggalkan seorang keturunan bilogis ataupun yuridis untuk memotori pemeliharaan dan pelestarian Tongkonannya dan segala sesuatunya yang berkaitan dengan sejarah perjuangannya kurang terurus dan bahkan bertambah parah disebabkan adanya pihak yang memperoleh pengesahaan pengadilan sebagai anak/cucu sah Pongtiku menjelang pengakuan almarhum sebagai Pahlawan Nasional."
Yang Ibu Adriana katakan itu hampir mirip dengan cerita yang saya dengar dari para tokoh2 adat di Tondon-Pangalla soal keturunan biologis dari Pongtiku. Pada zaman penjajahan belanda dan zaman pemberontakan DI/TII, semua yg berhubungan dengan Pongtiku (keluarga, teman dll) akan di tangkap, tapi saat itu tidak ada 1 orang pun yang mengaku keturunan Pongtiku. Hal ini berbanding terbalik dengan kenyataan sekarang, dimana pada saat pemerintah RI mengukuhkan Pongtiku sebagai Pahlawan Nasional, maka orang2 berbondong-bondong mengaku keturunan Pongtiku =)) =)) ...
Jadi menurut saya, hal ini erat kaitannya dengan "isi dompet" =))
jangankan soal "sertifikat keturunan pongtiku", Hukum dan Kekuasaan pun bisa dibeli jika isi dompet tebal =))
Menurut silsilah..Pongtiku adalah anak bungsu dr 6 bersaudara.. tidak mempunyai anak secara biologis.. sehingga ahli warisnya adalah kelima saudaranya yg diwakili oleh perwakilan dr masing2 keluarga saudaranya.. kini yg terpenting.. Pongtiku telah mjd pahlawan nasional..!!!
BalasHapusMenurut silsilah..Pongtiku adalah anak bungsu dr 6 bersaudara.. tidak mempunyai anak secara biologis.. sehingga ahli warisnya adalah kelima saudaranya yg diwakili oleh perwakilan dr masing2 keluarga saudaranya.. kini yg terpenting.. Pongtiku telah mjd pahlawan nasional..!!!
BalasHapusbuat save our toraja,Anda mempertanyakan perjuangan Pongtiku melawan penjajah ?
BalasHapuskomentar anda suda lama tp akan sy tanggapi krn bru sy baca.anda tidak senang Beliau diangkat sebagai pahlawan Nasional itu hak anda.tp ada baiknya anda menjaga komentar anda juga jgn sampai jd bumenrang bagi anda sendiri.parallu mitandai Pongtiku jd pahlawan tidak mengangkat dirinya sendiri.itu 1 yang kedua
sejarah mencatat setelah pertemuan semua penguasa lokal di buntu pune pongtiku yang dipercaya sebagai panglima perang,secara komando semua angkatan perang toraja dibawa komando beliau. ketiga apa anda tau sejarah mencatat Pongtiku penantang terakhir di sulawesi selatan melawan belanda yg ingin mengusik tondok lepongan bulan ..dan yg paling miris anda menyinggug soal benteng.apa anda harus bawa semen membangun beton pasang meriam untuk bisa menyebut itu benteng??? bagi sy tidak.kalau anda misalnya mengejar sy dengan anda membawa pasukan bersenjata,sy lari kehutan dan sy menemukan sebua tempat yg bagus untuk bertahan misalnya gua ,sy bertahan disitu melawan anda.bagi sy itulah benteng sy krn disitulah sy bertahan melawan anda. dan satu lagi sy baru tau syrat pahlawan nasional harus punya benteng beton ya.?? jendral besar sudirman bergerilia dalam hutan-hutan seantero jawa dan hutan itulah bentengnya ya hutan itulah bentengnya.anda boleh tidak senang tp bukan berarti anda seenaknya mempertanyakan perjuangan sosok yang kami akui dan kami percaya telah berjuang untuk membela tondok lepongan bulan.silahkan protes ke pemerintah pusat kalau anda mau keberatan.