FOTO

FOTO

Laman

Selasa, 01 Oktober 2013

Gepmator menginisiasi diskusi dengan para caleg dapil 3 DPRD kotamadya Makassar


Nelson Kamisi berbagi pengalamannya di DPRD

Kegundahan masyarakat Toraja dimakassar untuk memiliki keterwakilan di parleman mendorong Gepmator untuk melakukan pertemuan dengan para calon anggota legislatif DPRD kotamadya Makassar. Wilayah Tamalanrea dan Biringkanaya (dapil 3) di jadikan langkah awal Gepmator karna dapil ini adalah basis masyarakat Toraja di Makassar.
Dalam pertemuan ini hadir beberapa ketua-ketua pemuda dari denominasi gereja. Tokoh masyarakat dan juga salah satu anggota dewan yang tidak mencalonkan diri lagi yaitu Nelson Kamisi. Geppmator menghadirkan Nelson Kamisi untuk memberikan gambaran tentang keterwakilan masarakat Toraja yang tidak lebih dari satu orang. Gambaran itu diharapkan agar semua calon orang Toraja dapat saling mendorong dan saling mengawal dalam pileg 2014 yang tak lama lagi akan bergulir. Menurut Gepmator bila semua caleg yang berdarah Toraja dapat saling mendorong dan saling mengawal maka hal demikian dapat meminimalisir kemungkinan kecurangan yang dialamatkan pada caleg orang Toraja. Geppmator juga mengatakan akan siap mengawal suara orang Toraja sampai pada penetapan KPU  Kotamadya Makassar.

Dalam pertemuan ini hadir pula senior Gepmator Pither Singkali., ST dan memberi masukan yang konstrukrif pada Gepmator untuk mengajak dan meyakinkan masyarakat Toraja untuk ikut berpartisipasi dalam pemilihan nantinya agar keinginan masyarakat Toraja untuk memiliki keterwakilan di setiap dapil dapat tercapai. Selain itu turut hadir budayawan Simon Petrus memberikan pemaparan tentang kepemimpinan Toraja dalam masyarakat.
Dari tujuh calon yang diundang ada enam yang dapat hadir. Satria Ganda Mangiri SE. Ak dari partai Demokrat tidak sempat hadir karna mengikuti kegiatan internal partai di Jakarta yang sudah terjadwal sebelumnya. Namun melalui via telpon beliau mengatakan mendukung penuh kegiatan ini dan berterima kasih pada Geppmator yang sudah menginisiasi pertemuan ini.
 
Yosia Bokko memimpin doa pembukaan
Berikut Term of Refernce
untuk kegiatan pertemuan caleg dapil 3 pada tanggal 21 September 2013 di rumah makan Seruni
Tak terasa pesta demokrasi dengan lebel pemilihan anggota legislatif tak lama lagi akan bergulir. Beberapa partai yang telah dinyatakan lolos dan dapat ikut dalam pemilu pada tahun 2014 telah melakukan berbagai upaya pencitraan pada masyarakat untuk kemudian menjadi pemenang pemilu tahun 2014. Filterisasi oleh partai bagi calon legislatif juga telah menjadi sebuah alasan bagi partai untuk memilih calon dari partai tersebut. Terlepas dari benar tidaknya mekanisme dalam perekrutan para calon anggota legislatif oleh beberapa partai namun ini telah menunjukkan sebuah kemajuan dalam demokrasi dan perpolitikan di Tanah Air.
Simon Petrus turut memberi spirit sang torayan
Tak terasa pula, sudah lebih dari empat tahun, kita telah melihat kinerja dan upaya dari para legislator yang telah mewakili kita di DPRD dan sejuah mana sepak terjang mereka dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Empat tahun sudah masyarakat juga telah melihat integritas dan kapabiltas para legislator yang mungkin saja tidak seharusnya dicalonkan lagi oleh partai manapun.
            Berangkat dari kondisi diatas, bagi masyarakat toraja khususnya yang berdomisili di kecamatan Tamalanrea dan Biringkanaya (dapil III) perlu belajar pada pileg tahun 2009 lalu. Dimana ketika itu masyarakat Makassar dikejutkan dengan banyaknya figur yang berdarah Toraja ikut bekompetisi dalam bursa pencalonan anggota legislatif untuk kotamadya Makassar. Tentu disisi lain kita perlu berbangga bahwa masyarakat toraja adalah masyarakat yang juga aktif dalam kompetisi politik hingga memberi kesan bahwa masyarakat toraja adalah masyarakat yang memiliki jiwa tarung dalam bursa pencalonan legislatif. Namun sebuah hal yang sungguh ironis ketika pileg tahun 2009 orang Toraja yang ikut bekompetisi dalam bursa pencalonan legislatif kotamadya Makassar tidak memiliki hitung hitungan politik dan terkesan ambisius serta keogoisan yang sesungguhnya telah merugikan kita sendiri. Kondisi ini semakin diperparah lagi dengan hasil perhitungan suara KPUD Kota Makassar yang melahirkan kekecewaan bagi masyarakat Toraja diseantero kota Makassar karna HANYA ADA SATU NAMA ORANG TORAJA YANG DINYATAKAN LOLOS SEBAGAI ANGGOTA LEGISLATIF KOTA MAKASSAR PERIODE 2009/2014. Tentu keberadaan orang Toraja di Makassar yang HANYA MEMILIKI SATU KETERWAKILAN tidak berdampak banyak untuk MENGANGKAT HARKAT DAN MARTABAT MASYARAKAT TORAJA sebagai kelompok masyarakat etnis yang sesungguhnya sangat potensial.
Gambar para caleg dapil 3 Dari kiri ke kanan :
Yoel Pasae, Mario David, Novianus Patanduk
Tak dapat kita pungkiri pula bahwa kecamatan Tamalanrea dan Biringkanaya adalah wilayah basis masyarakat Toraja hingga hari ini. Artinya wilayah Tamalanrea dan Biringkanaya adalah wilayah masyarakat Toraja yang dapat mendudukkan perwakilan orang Toraja di DPRD Kota Makassar. Data daftar pemilih orang Toraja untuk satu kelurahan saja seperti kelurahan Tamalanrea Indah ada 600 Kepala Keluarga (KK) yang memiliki daftar pilih. Bila 600 KK orang Toraja pemilihnya diratakan 3 orang pemilih maka akumulasi suara orang toraja mencapai 1800 suara untuk satu kelurahan. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa. Namun hal demikian telah MENIMBULKAN RASA MALU  bila potensi ini tak terpikirkan dan tak dapat dimaksimalkan oleh masyarakat Toraja sendiri yang bedomisili di wilayah Tamalanrea – Biringkanaya.
Gambar para caleg dapil 3 Dari kiri ke kanan :
Kalvin Allo To'dang, Joseph Tandi, Juliana Sampetoding
Perhitungan suara di kecamatan Tamalanrea pada tahun 2009 suara caleg orang Toraja bila diakumulasikan mencapai 10.000 suara. Artinya dari suara itu sesungguhnya dapat mendudukkan dua perwakilan orang Toraja di DPRD Kota Makassar untuk satu kecamatan dan itu belum diakumulasi dengan suara orang toraja dari Biringkanaya. Sementara itu putusan KPU Kota Makassar bahwa Kecamatan Tamalanrea dan Biringkanaya itu satu daerah pemilhan (dapil). Kita dapat bayangkan berapa orang toraja yang dapat kita dudukkan di legislatif bila masyarakat toraja dapat memaksimalkan potensi suara itu tanpa mengesampingkan kebersamaan dan tentu secara objektif serta selektif.
Bercemin dari wacana diatas dan hasil pileg 2009 lalu, maka kami yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Pelajar dan Mahasiswa Toraja (Geppmator) merasa peduli dan mencoba melakukan beberapa upaya untuk memberikan pendidikan politik pada masyarakat Toraja yang berdomisili di Tamalanrea – Biringkanaya. Geppmator juga berharap bahwa masyarakat Toraja yang ada di Makassar tidak hanya memikirkan Toraja saja sebagai tana kelahiran, namun juga sadar bahwa Makassar juga telah memberikan tempat dan banyak hal bagi kita selaku masyarakat Toraja. Bila demikian tidaklah berlebihan dan bukanlah sebuah hal yang keliru bila Masyarakat Toraja merasa bahwa Makassar juga adalah milik masyarakat Toraja.
Emi Rante memberi masukan pada para caleg
Harapan kami selaku generasi muda agar kiranya masyarakat Toraja dapat memilih secara cerdas, objektif dan selektif dalam menentukan pilihanya pada tiap kandidat yang akan bertarung pada pemilihan legislatif 2014 mendatang. Geppmator juga sadar bahwa semua kandidat yang berdarah Toraja memiliki kemampuan atau kapabilitas, moralitas dan integritas yang baik. Namun tentunya harapan kita selaku masyarakat Toraja untuk memiliki keterwakilan di DPRD kotamadya Makassar takkan dapat tercapai bila terus mengdepankan ego dan tidak saling mendorong untuk bersatu dalam menggapai harapan demi kepentingan harkat dan martabat Toraja.
Pither Singkali memberi masukan



Berikut adalah nama – nama calon anggota legislatif Toraja dari dapil 3 (Tamalanrea – Biringkanaya) :
(Nama nama diurutkan sesuai dengan Nomor Partai)
-     Mario David Pn. S. Sos (NASDEM No. Urut 4)
-     DR. Yoel Pasae ST., MT (PDIP No. Urut 1)
-     Joseph Tandi SE (PDIP No. Urut 5)
-     Satria Ganda Mangiri SE. Ak (DEMOKRAT No. Urut 2)
-     Kalvin Allo To’dang S. Kom (HANURA No. Urut 7)
-     Juliana Sampe Toding SE (PKPI No. Urut 3)
-     Novianus YL Patanduk SE (PKPI No. Urut 7) 









Senin, 30 September 2013

Inilah Calon Legislatif orang Toraja yang ikut menghiasi pileg 2014 untuk DPRD provinsi Sulawesi Selatan

Komisi Pemilhan Umum (KPU) Sulawesi Selatan telah menetapkan Tana Toraja dan Toraja Utara berada dalam satu dapil yaitu dapil 10. Ini berarti dapat dipastikan bahwa akan ada lima kursi diperuntukkan bagi masyarakat Toraja di DPRD provinsi Sulawesi Selatan. Namun calon legislatif yang berdarah Toraja juga ada yang ikut bertarung di wilayah luar Toraja. Mungkinkah orang Toraja yang bertarung diluar Toraja akan mendapatkan satu kursi???
Berikut adalah Calon Legislatif orang Toraja yang ikut menghiasi pileg 2014 untuk DPRD provinsi Sulawesi Selatan :
(mohon di koreksi bila ada yang salah)
Sulsel 1 (Makassar A)
 - Rachmat SR. Sampetoding (gerindra No Urut 9)
 - Drs. Mathius Timang (Hanura No. Urut 9)
Sulsel 2 (Makassar B)
 - Prof. T. R. Andi Lolo, Ph.D (Demokrat No. Urut 3)
 - Bennie Litha Brent (Gerindra No. Urut 3)
 - Mika Sarira, SS (Gerindra No. Urut 5)
 - Yohana Pongparante, SH (PKPI No. Urut 4)
 - Ersan Samuel Sattu, SH (PKPI No. Urut 5)
 - Emmy R. Rante (PDIP No. Urut 2)
 - Drs. Alexander Palinggi (Hanura No. Urut 5)
Dapil 9 (Sidrap, Pinrang, Enrekang)
 - Yosephien Marampa, A. Md. Keb (Gerindra No. Urut 9)
Dapil 10 (Tana Toraja, Toraja Utara)
 - Surya Bobi Lande (Demokrat No. Urut 1)
 - Dominggus Arung Manguling., ST (Demokrat No. Urut 2)
 - Drs. Amos Aman (Demokrat No. Urut 3)
 - Nurliah., SE (Demokrat No. Urut 4)
 - Musdharma Sampelintin., SH, MH (Demokrat No. Urut 5)
 - Ir. Wely Mahmud Pakaya (PAN No. Urut 1)
 - Ir, ST. Fatima S. Sallata PAN No. Urut 2)
 - Jhon Roma Andilolo (PAN No. Urut 3)
 - E. S Datu Melo (PAN No. Urut 4)
 - Drs. Marthen Luther Bumbungan (PAN No. Urut 5)
 - Bartholomeus Tandiayu SE., M. Si (NASDEM No. Urut 1)
 - Pendi Bangadatu S. Kom (NASDEM No. Urut 2)
 - Gusti Ambun (NASDEM No. Urut  3)
 - Ir. Simon Payung (NASDEM No. Urut  4)
 - CH. Jeane Tandirerung SE., MM (NASDEM No. Urut 5)
 - Alfritha Pasande Danduru, SH, M.Kn (GOLKAR No. Urut 1)
 - IR. H. Chairul Tallu Rahim, MP (GOLKAR NO. Urut 2)
 - Ir, Soni Budi Pandin (GOLKAR No. urut 3)
 - IR. Ferdy Mangasi Andi Lolo (GOLKAR No. Urut 4)
 - Lenynda Tondok, M.Si (GOLKAR No. Urut 5)
 - Yervis Pakan (Gerindra No. Urut 1)
 - Feredika Talebong (Gerindra No. Urut 2)
 - Luther Tamba (Gerindra No. Urut 3)
 - Simon Sura’ Gerindra No. Urut 4)
 - Firmina Tallulembang (Gerindra No. Urut 5)
 - Theopilus Limbu (PKB  No. Urut 1)
 - Margaretha Rantelino S. Pd (PKB  No. Urut 2)
 - Elifas C. Ruga (PKB  No. Urut  3)
 - Arisonia (PKB  No. Urut 4)
 - Sultan Longgu S. Sos (PKB  No. Urut 5)
 - Johanis Tato Kamba (PKPI  No. Urut 1)
 - Drs. Daniel Parebong (PKPI No. Urut 2)
 - Christine Linda Toding S. Pd., MM (PKPI No. Urut 3)
 - Selfiany R. Arruan (PKPI No. Urut 4)
 - Drs Johanis Sampoeran Parirak (PKPI No. Urut 5)
 - Drs. H. Nurdin Baturante., M. Ag (PKS No. Urut 1)
 - Sunardi Arung., ST (PKS No. Urut 4)
 - Dan Pongtasik., SH (PDIP No. Urut 1)
 - Ir. Alexander Matangkin (PDIP No. Urut 2)
 - Abigail Tiranda., S.Sos (PDIP No. Urut 3)
 - Ir. Marthen Biu Pulung., M. Si (PDIP No. Urut 4)
 - Gennie Batara R (PDIP No. Urut 5)
- Nur Alam,. S. Psi (PPP No. Urut 1)
- Yunus Tangke Payung (PPP No. Urut 2)
- Zaenab Nonang., SM. HK (PPP No. Urut 3)
- Hidayat A. Gallu (PPP No. Urut 4)
- Rini Kartini (PPP No. Urut 5)
- Drs. Paulus Tandiongan., MH (HANURA No. Urut 1)
- Agustinus Bulo., SH (HANURA No. Urut 2)
- Orva F Karangan., SH (HANURA No. Urut 3)
- Rinelda Mandaso., SE (HANURA No. Urut 4)
- Capt. Tomas Sampean B HANURA No. Urut 5)
Dapil 11 (Palopo, Luwu, Luwu Utara, Luwu Timur)
- Ir. Marthen Rante Tondok., MM (Golkar No. Urut 2)
- Yuni Sikala (Golkar No. Urut 3)
- Yunus Pamatan., SH (Gokar No. Urut 5)
- Rahmat M. Bandaso., M. Si (Golkar No. Urut 7)
- Drs. Joni Intan Limbongan (Gerindra No. Urut 3)
- Esther Rangga Palinggi (Gerindra No. Urut 6)
- Daniel Bua., S. Th (Gerindra No. Urut 11)
- Drs. Palabiran Kanna ., MM (Nasdem No. Urut 8)
- Ir, Pither Singkali (PKPI No. Urut 1)
- Jeni Rante Singkali (PKPI No. Urut 3)
- Yohan Titing., SE (PKPI No. Urut 7)
- Sarce Bandaso., SH (PDIP No. Urut 2)
- Ishak Gamaliel Pagalla., SH (PDIP No. Urut 3)
- Efrain Padidndik., SH (PDIP No. Urut 4)
- Ir. Simon Soka Patandungan (PDIP No. Urut 6)
- Yakub Benyamin Menggo., ST (PDIP No. Urut 8)
- DR. Adrianus Parenden., MM (PDIP No. Urut 10)
- Ejail Pakombong., S. Sos (Hanura No. Urut 7)
- Hennyta T. Pakombong (Hanura No. Urut 11)

Minggu, 25 Agustus 2013

INILAH CALON ORANG TORAJA YANG BERTARUNG UNTUK DPR RI DAN DPD 2014 WILAYAH SULAWESI SELATAN

Komisi Pelimihan Umum (KPU) telah menetapkan daftar calon tetap untuk pemilihan legislatif tahun 2014. Dari 12 partai Nasional terdapat nama nama orang toraja yang juga ikut bertarung di arena politik pileg tahun 2014. Untuk DPR RI KPU telah menetapkan menetapkan 3 wilayah daerah pemilihan diantaranya adalah :


1.    Sulawesi Selatan 1 (dapil 1) KEPULAUAN SELAYAR, BANTAENG, JENEPONTO, TAKALAR, GOWA, KOTA MAKASSAR
2.    Sulawesi Salatan 2 (dapil 2) BULUKUMBA, SINJAI, BONE, MAROS, PANGKAJENE DAN KEPULAUAN, BARRU, SOPPENG, WAJO, KOTA PARE PARE
3.    Sulawesi Selatan 3 (dapil 3) SIDENRENG RAPPANG, PINRANG, ENREKANG, LUWU, TANA TORAJA, LUWU UTARA, LUWU TIMUR, TORAJA UTARA, KOTA PALOPO
Tiap dapil di Sulawesi Selatan ada beberapa partai merekrut calon yang berdarah toraja untuk turut menghiasi daftar calon tetap di pileg 2014. Geppmator mencoba menghimpun dan menginventarisir nama nama calon legislatif berdarah toraja yang akan bertarung memperebutkan kursi di DPR RI untuk disosialisasikan pada seluruh masyarakat Toraja yang berdomisili di Sulawesi Selatan.
Sementara untuk perwakilan perseorangan yaitu DPD dari 34 calon tetap, hanya ada 3 nama orang toraja yang ikut dalam pertarungan ini. Diantaranya adalah :
1.    PITHER SINGKALI, SH., MH
2.    Pdt. DR. ISHAK P. LAMBE
3.    LITHA BRENT, SE
Berikut adalah 20 calon orang toraja untuk DPR RI 2014 di Sulawesi Selatan
1.    DAPIL 1 ( KEPULAUAN SELAYAR, BANTAENG, JENEPONTO, TAKALAR, GOWA, KOTA MAKASSAR)
-    DJENI MARTHEN, SH (PDIP NO. URUT 3)
-    Dra. DEBORA BUMBUNGAN, Apt. SpFRS (HANURA NO. URUT 8)
-    DAVID PAJUNG, ST. M. Si (PKPI NO. URUT 8)
2.    DAPIL 2 (BULUKUMBA, SINJAI, BONE, MAROS, PANGKAJENE DAN KEPULAUAN, BARRU, SOPPENG, WAJO, KOTA PARE PARE)
-    HARYANTO TANGKE ALLO (PDIP NO. URUT 7)
3.    DAPIL 3 (SIDENRENG RAPPANG, PINRANG, ENREKANG, LUWU, TANA TORAJA, LUWU UTARA, LUWU TIMUR, TORAJA UTARA, KOTA PALOPO)
-    Ir. NICO BIRINGKANAE (NASDEM NO. URUT 5)
-    YAKOBUS BULO, SE, SH, MM (PKB NO.URUT 5)
-    Ir. BRUNO SAPANG SAMAWALI (PKB NO.URUT 2)
-    Ir. EDWARD TANARI, M.Si (PDIP NO. URUT 1)
-    Drs. JACOBUS K.M. PADANG (PDIP NO. URUT 2)
-    DANIEL RAMLI PARURA (PDIP NO. URUT 5)
-    DR. Ir. MARKUS NARI., MSI (GOLKAR NO. URUT 1)
-    Dr. FELICITAS TALLULEMBANG (GERINDRA NO. URUT 1)
-    Ir. PITHER PATAWARAN (GERINDRA NO. URUT 4)
-    Brigjen Pol (Purn) FRANS KATAPALAYUKAN, SH (GERINDRA NO. URUT 5)
-    DRA. NELLI ANDRIANI DASE (DEMOKRAT NO. URUT 4)
-    DANIEL RENDENG (DEMOKRAT NO. URUT 5)
-    ALBERT SAMPELINTIN, SE (HANURA NO. URUT 5)
-    Drs. SAMUEL S. PARANTEAN (PKPI NO. URUT 2)
-    YUSUF PONGSAPAN, ST (PKPI NO. URUT 5)
-    RUSMITA PAKONDO, SE (PKPI NO. URUT 7)
-    MARIAMA, SE.AK. (PKPI)
Selamat bekompetisi bagi para calon.

Rabu, 07 Agustus 2013

SIL KIBAID 2013 : Dididik Dalam Nuansa Militer Dibina Dalam Kasih

            
Persiapan mendengarkan Materi

Sebuah terobosan baru bagi remaja sekolah minggu Gereja Kibaid tahun ini. Kibaid tahun ini tepatnya pada tanggal 6-8 Agustus 2012 mengadakan kegiatan pertemuan akbar yang diberi nama SIL (sekolah Injil Liburan) yang dikususkan untuk remaja dengan tema : “Bertumbuh Dalam Kristus”. Kegiatan akbar ini dilaksanakan di Kariango (KOSTRAD Kariango) kabupaten Maros.
               
Peserta dibagi dalam kelompok
Ketua panitia Ny. Yosias Bokko’ dalam sambutannya mengatakan bahwa ini ditujukan agar peserta dalam kegiatan ini selalu pikiran untuk bertumbuh hanya mengarah kepada Kristus sebagai kepala Gereja hingga karakter diubahkan serupa dengan Kristus.
Pdt. Agustinus P sebagai komandan 
                Peserta dalam kegitan ini dikhususkan pada sekolah minggu yang berumur 12-17 tahun yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia. Peserta dan panitia yang hadir mencapai 1.251 orang. Ketua panitia menambahkan bahwa kegiatan ini membutuhkan dana kurang lebih Rp.398.250.000 rupiah yang berasal dari konstribusi peserta, Sinode GK, sponsor dan usaha usaha panitia. Tak lupa Ny. Yosias Bokko’ mengucapkan terima kasih keberbagai pihak termasuk Trans Studio yang member kemudahan dan kemurahan bagi peserta saat berkunjung ke Trans Studio.
Diskusi guru guru sekolah minggu
                Sementara itu, ketua departement sekolah minggu Gereja Kibaid Elis Tombe Ampang, S.pd mengatakan bahwa pertemuan raya ini sengaja diprogramkan untuk anak remaja karna generasi di umur inilah yang paling rawan terpengaruh dengan hal hal yang dapat merusak rohani mereka dan paling sering menghilang dari kegiatan kegiatan rohani.
Persiapan Talent Show
                “Bertumbuh Dalam Kristus” menurutnya adalah sebuah tema yang mendasar bagi generasi muda sebagai anak bangsa kedepan karna sangat erta kaitannya dalam pembentukan karakter yang sangat ditekankan mengingat keadaan bangsa kita saat ini.
Kompi Daniel 1
                Ketua sinode dalam sambutannya juga mengharapkan pada para Pendeta dan Guru sekolah minggu menumbuhkan pemahaman posotif pada diri anak sejak usia dini.
Pembina kelompok

                Peserta akan diajak berkeliling di Trans Studio pada tanggal 8 Agustus sebelum penutupan. Ada yang cukup menarik dari kegiatan ini karna Pembina atau panitia yang mengambil bagian dalam acara memakai atribut militer dari TNI seperti kostum yang dikenakan adalah kostum loreng hijau. Begitupun dengan sebutan kepada para peserta semuanya disebut Laskar kristus dan dibagi dalam kelompok yang juga menggunakan satuan satuan TNI seperti kompi dan sebagainya. Yang berbeda adalah nama kompi karna diambil dari nama Tokoh tokoh Alkitab seperti Kompi Josua, Kompi Musa 1 dan Musa 2, Kompi Daniel 1 dan Daniel 2. Olahraganya pun bukan hanya senam tapi beberapa pembibing juga melakukan push up ala militer. Kompi Debora dan lain sebagainya. Adapun peserta SIL di beri gelar Laskar Kristus.
Ketua Sinode Pdt. Zakaria G
hadir memberikan Materi
                Kegiatannya sangat dinamis dan menarik. Setiap kelompok diwajibkan untuk menampilkan kelebihan mereka dan kekompakannya serta menampilkan kelebihan mereka di hadapan ribuan peserta. Rangkaian acara ini disebut talent show. Peserta dalam kelompok juga bukan dari satu klasis namun tiap peserta dibagi untuk bergabung dengan klasis lain. Ini dimaksudakan agar mereka saling mengenal satu sama lain dan dapat terbangun hubungan emosional antara peserta selama kegiatan.
salah satu kompi tampil di talent show
               
Tirza Apriorita mengajak peserta bernyayi bersama
Seluruh warga Kibaid sungguh berharap kiranya kegiatan ini akan membawa generasi muda Kibaid menjadi generasi yang mampu untuk hidup tanpa Narkoba dan kekerasan. Penulis yang sempat hadir di malam kedua sungguh bangga melihat adanya kegiatan ini. Sukses SIL Kibaid,,,,,,,,,!!!!
Para pendamping dengan seragam militer




Remaja dari Kibaid Batubara Daya
Remaja Jemaat Latimojong
Guru Sekolah Minggu siaga

Sabtu, 15 Juni 2013

Ruben Mencari Keadilan, Agustinus Sambo menyangkal

Kasus pembunuhan yang terjadi pada tahun 2005 lalu kini menguak kembali setelah Ruben Pata Sambo mengatakan bahwa kasus yang menimpah dirinya adalah rekayasa dari pihak kepolisian. Menurut salah satu anaknya yang dihubungi melalui selulernya mengatakan bahwa ayah mereka (Ruben) dan saudaranya (Markus) tidak pernah terlibat dalam pembunuhan terhadap Andarias Pandin dan istrinya serta anaknya yang terjadi pada tanggal 23 Desember 2005 silam.

Menurut Markus Pata Sambo bahwa sejak tanggal 21 Desember 2005 dia dan ayahnya (Ruben Pata) banyak mengikuti persiapan dan kegiatan Natal yang juga diadakan di rumah Ruben Pata Sambo. Rumah Ruben dijadikan tempat ibadah oleh Gereja Kibaid jemaat Buntu Pa'peissanan Klasis Makale karna jemaat ditempat itu belum memiliki gedung geraja, tentu dengan persetujuan Ruben Pata Sambo.

Ditambahkan lagi oleh Markus bahwa pada tanggal 23 Desember dia pergi mengambil pasir disungai pesanan Lurah setempat, dan sorenya pukul 17.00 wita Markus kembali kerumah dan tidak keluar lagi.

Sungguh malang nasib Ruben dan anaknya Markus serta Mrtinus. pada tanggal 13 Januari 2006 sekitar pukul 17.00 wita polisi datang ke kediaman Ruben dan membawanya kekantor Polisi tanpa surat penangkapan. sampai pada pukul 20.00 wita Ruben Pata belum kembali dan akhirnya Markus menyusul dan menanyakan keberadaan Bapaknya. namun jawaban polisi bahwa masih dalam pemeriksaan. jawaban tersebut terulang lagi sampai pada keesokan harinya karna Markus kembali menyakan keberadaan Bapaknya yang belum dipulangkan.,,,,

Ironis bagi Markus karna sore harinya diapun dijemput oleh polisi dan adik Markus yaitu Rombe sempat ikut bersama Markus. Sesampainya di kantor Polisi menurut pengakuan Markus bahwa dia masuk kedalam salah satu ruangan dan langsung diserang oleh beberapa anggota polisi berpakaian preman dan dimasukkan kedalam sel....

Pernyataan Ruben bahwa mereka dituduh terlibat pembunuhan pada Andarias Pandin dan istrinya beserta anaknya yang baru berumur 8 tahun. Ruben Pata Sambo dituduh sebagai otak dan donatur dari pembunuhan tersebut dan Markus, Martinus serta Agustinus Sambo adalah eksekutor.

Agustinus Sambo yang juga adalah keponakan Ruben terlebih dahulu ditangkap oleh Polisi. Dalam keterangannya di kepolisian bahwa Ruben cs juga terlibat.

Anehnya setahun kemudian Ada surat pernyataan yang mengatasnamakan Agustinus sambo alias agus alias markus alias herman bahwa Ruben Pata Sambo dan Markus Pata serta Mertinus Pata tidak terlibat dalam pembunuhan yang terjadi pada tanggal 23 Desember 2005 di Getengan kecamatan Mengkendek Tana Toraja. Bahkan dalam surat pernyataan tersebut meminta kepada hakim agar ketiga nama tersebut tidak dihukum. Surat pernyataan yang bermeterai itu juga dilampirkan saat pihak terdakwa melakukan banding di pengadilan Tinggi Di Makassar dan lagi lagi Agutinus mengulangi secara lisan dalam persidangan bahwa dia adalah pelaku tunggal. Menurut keluarga bahwa mereka punya bukti yang kuat bahwa Agustinus Sambo pernah menyatakan demikian dalam persidangan. namun sekalipun demikian hakim tetap menjatuhkan hukuman mati pada Ruben dan Markus sementara Martinus dihukum 12 Tahun penjara.

Hasil Persidangan di Pengadilan Tinggi yang tidak membawa angin segar bagi Ruben dan Markus serta Martinus tidak membuat mereka putus asa. keluarga Ruben cs mencoba mengajukan Kasasi dan PK ke pengadilan Mahkama Agung namun keputusannya tidak berubah.

Disaat Harapan Ruben cs mulai sirna mucullah berbagai media yang mencoba mengangkat kasus ini ke permukaan. Bahkan beberapa lembaga seperti KONTRAS kini mendampingi mereka dalam upaya mengungkap kebenaran dan memberi keadilan bagi Ruben cs. Beberapa pejabat dan advokat ternamapun angkat bicara dan mengecam semua pihak yang telah merekayasa kasus ini.

Sementara itu Agustinus Sambo yang sekarang mendekam di lapas Makassar dan juga menunggu eksekusi mati membantah telah membuat surat pernyataan dan mengatakan bahwa Ruben cs memang terlibat. Agustinus Mengatakan kepda salah satu media beberapa waktu yang lalu bahwa Ruben adalah penyandang dana dalam kasus ini.

Pernyataan Agus senada dengan pernyataan Kabid Humas Polda Kombes Polisi Endi Sutendi yang juga mengatakan bahwa semua sudah sesuai denga prosedur. bahkan Direktur Reserse Kombes Polisi Djoko Hartawan mengatakan bahwa pembunuhan keluarga Andrias Pandin (38), istrinya Martina La'biran (33) dan anaknya Israel (8),  dilakukan oleh Ruben Pata Sambo dibantu dengan anaknya Markus Pata Sambo alias Edi dan Budianto Tian selaku pelaku intelektual, bersama  Petrus Tadan alias Tato, Agustinus Sambo alias Markus Herman, Yulianus Maraya alias Ateng, Martinus Pata Sambo alias Budi serta Juni.

Masyrakat berharap kebenaran dapat terungkap dan memberikan hukuman pada pelaku yang sebenanya.....

Kamis, 09 Mei 2013

GEPPMATOR MASUK DESA

Peta Buakayu
Lembang Buakayu berada di kabupaten Tana Toraja Kec. Bonggakaradeng sekitar 30 km dari arah kota Makale memiliki panorama yang indah dan menakjubkan. Masyarakatnya yang ramah melengkapi keindahan dan keromantisan alam ini. Jalan yang penuh bebatuan dan ada pula yang berlumpur sekalipun tidak mengurangi panorama indah alam buakayu.
Siswa SMUN 1 Bonggakaradeng
Sebelum mencapai desa Buakayu, Batu sura’ adalah desa terakhir yang di jangkau oleh jalan aspal. Desa berikutnya adalah Palesan yang jalanannya belum teraspal namun sebagian sudah dalam tahap pengerasan. Setelah melawati pasar palesan maka jalanan berikutnya adalah penurunan dan pendakian yang sangat tajam.
Masyarakat yang menyaksikan film garapan Belo Tarran
Disepanjang jalan Palesan menuju Buakayu nampak begitu banyak pohon ijuk baik di bukit maupun lembah yang curam sekalipun. Keberadaan pohon ijuk tersebut adalah salah satu sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat Palesan dan Buakayu dengan memanfaatkan cairan dari pohon tersebut yaitu tuak.
Pada tanggal 13-15 Gerakan Pemuda Pelajar dan mahasiswa Toraja (Geppmator) mencoba untuk mengunjungi desa Buakayu dengan beberapa program yang telah disampaikan pada pemerintah setempat. Kepala Lembang (desa) serta masyarakat menyambut baik program ini dan dengan antusias. Adapun kegiatan Geppmator di Buakayu adalah :
1.   Pemutaran film sejarah perjuangan masyarakat Toraja (1907-1917) yang digarap oleh Belo Tarran (13 Maret 2013)
2.      Pemutaran Film tentang pendidikan dan kondisi masyarakat Indonesia di daerah perbatasan (14 Maret 2013)
3.       Pembekalan pada siswa SMUN 1 Bonggakaradeng tentang dunia kampus
4.       Pengajaran Singkat tentang teknologi informasi pada siswa SMUN 1 Bonggakaradeng
5.   Pendataan kebutuhan (aspirasi) masyarakat melalui kepala lembang untuk disampaikan pada pemerintah.
Kepala Desa memberikan apresiasinya pada kegiatan Geppmator
Pemutaran film diadakan di dua tempat yaitu di gedung gereja Toraja jemaat leso dan di aula SMUN1 Bonggakaradeng. Sementara itu Kepala Sekolah SMUN1 Banggakaradeng menyambut baik kegiatan ini dan berharap agar Geppmator tetap memberikan perhatian pada pendidikan di Toraja.






Ketua tim yaitu Hesron Ruga mengatakan bahwa perlu adanya pengetahuan teknologi pada siswa dipedalaman karna pengetahuan teknologi informasi dapat membantu siswa dalam mendapatkan informasi – informasi dan juga akan sangat membantu dalam pelajaran mereka. Hezron Ruga juga mengatakan bahwa film pendidikan dan film sejarah yang diputarkan pada siswa akan menambah motifasi dan mendorong siswa dalam belajar dan memberi pengetahuan akan sejarah perjuangan Toraja yang melahirkan jiwa Nasionalisme.
Belo Tarran dalam pemaparan Film garapannya
Ketua Geppmator menyampaikan terima kasih pada masyarakat yang sangat membantu
Penonton yang harus naik ke lantai 2 gedung gereja akibat lantai 1 sudah sesak dengan penonton
Siswa SMUN 1 Bonggakaradeng
Games bersama siswa SMUN1 Bonggakaradeng setelah pemutaran film

siswa yang duduk melantai menyaksikan film pendidikan

Rabu, 10 April 2013

Sekilas Perjalanan GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia)


Kontribusi perjuangan perempuan dimasa Rezim Soekarno telah terlihat dari sebelum kemerdekaan saja mereka sudah turut ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, namun setelah  Indonesia  diproklamasikan kaum pejuang dari kaum wanita ini memang ada namun tidak terlihat keberadaannya yang diakui. Sejak paruh kedua dasawarsa 1950-an panggung politik Indonesia semakin dikuasai oleh ketegangan antara tiga golongan terkemuka: Angkatan Darat, organisasi-organisasi Islam, dan golongan komunis. Adapula sekitar tahun 1950an banyak Organisasi wanita juga yang tergabung dari wanita – wanita yang sadar akan sosial yaitu GERWIS  (Gerakan Wanita Sedar) 1945 – 1950. Selain itu adapula Perwari, Wanita sosialis, Wanita Demokrat Aisyah, Muslimat NU, dan sebagainya. Namun terlihat gerakan  – gerakan ini masih terlibat dirana sosial dan keperempuanan saja. Masih belum terlibat dalam rana perpolitikan Negara dan menegakkan hak – hak kaum tani, perempuan dan anak – anak.
Adanya rasa kurang puas GERWIS disebabkan beberapa faktor. Pertama, kebanyakan organisasi perempuan terbatas pada soal kewanitaan, monoton saja. Kedua, banyak mereka mempunyai program pendidikan namun bila terjadi hal – hal yang perlu diperjuangkan secara politik mereka tidak mau. Ketiga, mengenai hak – hak perempuan, tidak bergerak untuk membela perempuan dalam kejadian sehari – hari seperti kasus pemerkosaan. Keempat, tidak pernah ada aksi yang bersifat nasional secara bersama – sama.  Kelima, tidak mau membicarakan menentang ijon didesa –desa, lintah darat yang memiskinkan rakyat. Sehingga beberapa gabungan wanita sedar ini tergabung untuk mengubah arah tujuan gerakan wanita lainnya. Setelah pada tanggal 4 Juni1950 tergabunglah  7 organisasi gerakan wanita di kota Semarang, yang mana anggotanya berasal dari kalangan wanita yang berintelektual,namun tidak menutup kemungkinan wanitadari kalangan lainnya, yang penting memiliki tujuan yang sama.
1. Pembentukkan ini diawali dengan Kongres.

  • Kongres I dilaksanakan pada tanggal 17 – 22 Desember  1951 di Surabaya  yang dipimpin oleh Suharti, pada kongres ini membahas tentang perluasan basis massa perempuan dan sekaligus mendiskusikan untuk pergantian nama. Diajukan untuk   mengganti nama dikarenakan banyak gabungan gerakan wanita yang ikut tergabung dalam organisasi ini dan yang tergabung ini bukan hanya dari perempuan yang strata tinggi saja tapi di banyak kalangan yang ingin turut serta dalam perjuangan wanita. Sehingga ditetapkan nama GERWANI yaitu gerakan wanita Indonesia ,karena mencakup secara keseluruhan gerakan. Memang pada awalnya mereka masih ragu akan pergantian nama namun setelah di jelaskan arah dan atujuannya maka disepakati gerakan GERWIS berubah nama menjadi GERWANI yaitu Gerakan Wanita Indonesia.
  • Kongres 2 dilaksanakan pada Maret 1954 yang di ketua oleh Umi Sarjono disini mereka membahas mengenai bahasan terkait sosialis dan feminism dengan tujuan kemakmuran. Pada kongres kali ini GERWANI mengalami pertumbuhan yang pesat dari segi massa, pada saat itu yang mengahadiri kongres di cabang pusat GERWANI ada 80.000 anggota
  • Kongres 3, yang dilaksanakan pada 23 – 27 Desember  1957 yaitu beberapa bulan sebelum berakhir  tahun 1957 anggota GERWANI mencapai 631.342 anggota. Kongres ini masih diketuai oleh Umi Sarjono yang membahas pelayanan sosial, adanya imperialisme, kolonialisme dan feodalisme yang meneyelimuti bangsa Indonesia. Terutama diskriminasi oleh kaum – kaum borjuis terhadap kaum tani dan kaum tertindas.
  • Kongres 4 yang dilaksanakan pada Desember  1961, perkembangan dan pertumbuhan organisasi gerakan perempuan ini sangatlah pesat, ini dikarenakan anggota Gerwani sekarang  1.125.000  anggota. Pada kongres  4 berlangsung Presiden Soekarno dan Pimpinan  PKI (Partai Komunis Indonesia) DN. Aidit memberikan sambutannya. Presiden disana memberikan pujian bahwasanya gerakan  GERWANI dapat tumbuh dan berkembangan dalam kepentingan social serta kesejahteraan rakyat.

Namun pada tahun 1965 GERWANI ingin melaksanakan kongres  yang  ke V namun pada rezim Soeharto  GERWANI di katakan organisasi terlarang, organisasi yang anggotanya adalah pelacur,organisasi bangsat dan atheis yang tidak menserminkan wanita Indonesia yang lemah lembut, serta berbudi baik. Hal ini dikarenakan GERWANI diduga terlibat pada G30S yaitu pembunuhan  7 Jenderal  di lubang Buaya, mereka di duga melakukan tarian seks, siksaan, pemotongan alat kelamin, padahal sebenarnya para GERWANI ini sedang melaksanakan latihan sukarelawan penggayangan Malaysia. Mereka melihat para tentara membawa tujuh jendral itu, menembakinya walau jendral itu sudah tak bernyawa mereka masih saja ditembaki dan dimasukkan kedalam lubang buaya. Dari cerita salah satu istri prajurit Cakrabirawa. GERWANI merupakan organisasi besar  yang sangat berpengaruh pada sejarah bangsa Indonesia. Berani dan dianggap berbahaya oleh kaum penguasa rezim Soeharto. Sehingga diikatakanlah Organisasi Terlarang !! Tidak hanya kaum perempuan GERWAN ditiadakan tapi kaum tertindas lainnya.
2. Tujuan GERWANI
Perlu kita ketahui  GERWANI memiliki tujuan yaitu anti imprealisme yaitu adanya investor asing, penayangan film AS yang akan merusak moral, dan kepentingan asing yang akan merugikan Indonesia. Tujuan ini sejalan dengan kaum komunis yaitu PKI, sehingga GERWANI dan PKI sama secara ideologisnya. Disetiap tahun Gerwani semakin mamiliki banyak anggotanya bahkan kader dari  GERWANI ikut dalam Pemilihan Umumya itu menjadi anggota MPRS dan DPRGR pada tahun 1959. Pada anggota DPRGR terdapat 12 orang, MPRS 15 orang, selain itu GERWANI banyak memberikan kontibusinya dalam kegiatan sosial, kemaslatan umat seperti membuat kursus ketiadaan buta huruf,  TK, Penitipan anak, kursus kader dan tugas sukarelawan. GERWANI juga ikut terlibat dalam penyelamatan Irian Barat yang sekarang menjadi nama Irian Jaya (papua).
Kini  GERWANI  telah tersebar dibeberapa daerah besar di Indonesia diantaranya  Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, Bali, Jawa dan Irian Jaya. Dan pada tahun 1961 terjadi krisis ekonomi sehingga GERWANI pada saat itu programnya lebih terfokus pada ekonomi.
3. Latar Belakang Berdiringnya GERWANI
Pada awalnya gerakan ini menampung gerakan – gerakan revolusioner perempuan melawan koloni – koloni belanda, namun setelah merdeka Gerwani mengarahkan arah perjuangannya pada sosial, politik, ekonomi dan umat.
Beberapa  program Perjuangan GERWANI
  • Pendidikan : Banyak perempuan desa  yang buta huruf, sehingga dikaderisasikan, kemudian dibuka kursus – kursus yang memadai dan diwajibkan belajar kondisi daerah dan kebudayaan penduduk di daerah.
  • Sosial          : Hak – hak wanita diperjuangkan, hak – hak anak, sehingga wanita dan anak tidak tertindas oleh keadaan.
  • Ekonomi     : GERWANI sangat berhubungan dengan kaum perempuan seperti anggaran belanja untuk kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak agar diperbesar.
  • Politik         : Banyaknya kader GERWANI yang  terlibat langsung pada pemilihan umum tahun 1959 menjadi DPRGR dan MPRS, selain itu GERWANI peduli akan perkembangan politik Indonesia baik itu kebijakan maupun situasi hubungan luar negeri.
Memang di bandingkan organisasi lainnya program – program organisasi GERWANI lebih progresif dan aktif terutama menangani hak buruh, para petani, dan menyangkut masalah yang tidak disentuh oleh organisasi wanita yang lain sehingga dianggap berbahaya dan perlu diawasi keberadaannya. Seperti adanya program simpan pinjam, taman kanak – kanak, adanya badan – badan penyuluhan tentang perkawinan, kursus – kursus kader di  berbagai tingkat organisasi, dan bekerjasama dengan BTI (Barisan Tani Indonesia)  membantu aksi-aksi sepihak pendudukan tanah yang dilancarkan oleh BTI dan menuntut agar hak atas tanah juga diberikan kepada kaum perempuan. Dalam hal ini GERWANI sangat berperan aktif dalam pemberantasan buta huruf terutama kepada kaum perempuan dan turut aktuf dalam peningkatan kecerdasan sosial.
GERWANI adalah organisasi terbesar yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia yang perlu kita liat sebagai referensi generasi perempuan Indonesia sekarang. GERWANI menerbitkan dua (2) majalah, Api Kartini dan Berita Gerwani. Api Kartini terutama ditujukan bagi pembaca lapisan tengah yang sedang tumbuh tidak hanya memuat tulisan-tulisan tentang masak-memasak, pengasuhan anak, mode, dan sebagainya, selain itu tentang feminisme menegenai imperilaisme (Api Kartini adalah majalah pertama di Indonesia yang menunjukkan pengaruh buruk terhadap film-film Hollywood yang bermutu rendah, dan tidak mendidik yang pada saat itu banyak beredar dan baru belakangan PKI melontarkan masalah imperialisme kebudayaan Barat), poligami, dan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan serta masalah sekitar kaum perempuan yang bekerja. Sedangkan Berita Gerwani adalah majalah intern organisasi, dengan berita-berita tentang konferensi dan organisasi perempuan di negara-negara sosialis. Itulah perjuangan wanita Indonesia yang gigih untuk kemajuan bangsa tanpa adanya ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan pada rakyat miskin. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela mempertahankan keadilan walau itu harus mengorbankan nyawa.
4. Hubungan GERWANI dengan PKI
Pada awal organisasi GERWIS, terlihat aroma komunis yang kuat.Dikarena sebagian besar perempuan GERWIS memiliki hubungan keluarga dengan kaum komunis. Apalagi tujuan PKI dan GERWANI sejalan sama –sama menyangkut sosialis sehingga semakin kuat kedekatan antara keduanya.
Namun sebenarya walaupun sejalan pada satu tujuan partai, masalah perempuan yang diperjuangkan PKI ada diurutan ke – 9 dari 19 janji – janji PKI. Gerwani belum resmi secara legal bergabung dengan PKI, rencananya pada kongres ke V. Namun kongres V tidak terlaksana karena propaganda rezim Soeharto.
5. Keterlibatan GERWANI dengan peristiwa 1965
Pada saat kampanye ideologi setelah peristiwa 1965 yang berdarah – darah dilancarkan oleh rezim Soeharto dan propaganda – propaganda di media serta propaganda angkatan darat. Pada tanggal 30 September  Suharti Suwarno wakil ketua DPP Gerwani  (juga seorang anggota Central  Comitte PKI) datang dan mengatakan bahwa dibutuhkan beberapa  orang untuk latihan Dwikora di Lubang Buaya. Mereka terheran karena tidak biasa dalam kegiatan  GERWANI dan tidak diungkapkan dalam rapat sebelumnya. Dilokasi pun mereka bertugas menyiapkan konsumsi. Namun dipihak lain tidak terlalu aneh jika untuk kepentingan parai GERWANI akan mengutus anggotanya.
Pada kenyataannya pada latihan di Halim tidak hanya organisasi GERWANI yang ikut serta namun ada juga pemuda dan pemundi yang tergabung dalam fron nasional seperti Perwari, Wanita Marhaen, Wanita Islam, Aisyah, dan Muslimat yang  melakukankan tarian – tarian untuk persiapan ASEAN GAMES. Sehingga disangkut pautkan dengan adanya gerakan pada 30 September yang menghilangkan nyawa 9 jenderal. Pertanyaannya mengapa PKI yang disangkut pautkan dengan gerakan itu? Dan mengapa GERWANI dikatakan perkumpulan wanita – wanita sadis dan tidak beprikemanusiaan? Padahal kita ketahui bahwasanya PKI adalah bagian dari Ir. Soekarno the first leader of Indonesia. Dan GERWANI adalah organisasi yang memperjuangkan kehidupan masyarakat Indonesia tentunya.
Keberadaan GERWANI dan PKI di manipulasi oleh rezim militer melalui propaganda media, mengubah sejarah pada buku sekolah, sehingga sangat melekat di memori masyarakat Indonesia saat ini bahwa GERWANI dan PKI adalah organisasi bejat. Hal ini perlu kita kritisi dan telusuri kebenaran yang sebenarnya.
Dari cerita salah seorang istri prajurit bahwasanya  GERWANI yang ada pada lubang buaya yang melakukan tarian seks, pemotongan zakar dan melakukan penyiksaan itu semua BOHONG seperti yang di tuduhkan pada rezim soeharto.

Disadur dari :
http://blog.umy.ac.id/arisandy/2012/09/13/sekilas-perjalanan-gerwani-gerakan-wanita-indonesia/

Salama' Marampa'

Banuari na simambela anna den tang sisangbanua
Lindori nasitoyangan anna den tang sitiro lindo sibengan petawa mammi'
Limari na tang sitadoan anna tang sitoe manda' sisalama'
Apa ia pole' tu penawa tontong sikala' rambu raya