FOTO

FOTO

Laman

Rabu, 10 April 2013

Sekilas Perjalanan GERWANI (Gerakan Wanita Indonesia)


Kontribusi perjuangan perempuan dimasa Rezim Soekarno telah terlihat dari sebelum kemerdekaan saja mereka sudah turut ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, namun setelah  Indonesia  diproklamasikan kaum pejuang dari kaum wanita ini memang ada namun tidak terlihat keberadaannya yang diakui. Sejak paruh kedua dasawarsa 1950-an panggung politik Indonesia semakin dikuasai oleh ketegangan antara tiga golongan terkemuka: Angkatan Darat, organisasi-organisasi Islam, dan golongan komunis. Adapula sekitar tahun 1950an banyak Organisasi wanita juga yang tergabung dari wanita – wanita yang sadar akan sosial yaitu GERWIS  (Gerakan Wanita Sedar) 1945 – 1950. Selain itu adapula Perwari, Wanita sosialis, Wanita Demokrat Aisyah, Muslimat NU, dan sebagainya. Namun terlihat gerakan  – gerakan ini masih terlibat dirana sosial dan keperempuanan saja. Masih belum terlibat dalam rana perpolitikan Negara dan menegakkan hak – hak kaum tani, perempuan dan anak – anak.
Adanya rasa kurang puas GERWIS disebabkan beberapa faktor. Pertama, kebanyakan organisasi perempuan terbatas pada soal kewanitaan, monoton saja. Kedua, banyak mereka mempunyai program pendidikan namun bila terjadi hal – hal yang perlu diperjuangkan secara politik mereka tidak mau. Ketiga, mengenai hak – hak perempuan, tidak bergerak untuk membela perempuan dalam kejadian sehari – hari seperti kasus pemerkosaan. Keempat, tidak pernah ada aksi yang bersifat nasional secara bersama – sama.  Kelima, tidak mau membicarakan menentang ijon didesa –desa, lintah darat yang memiskinkan rakyat. Sehingga beberapa gabungan wanita sedar ini tergabung untuk mengubah arah tujuan gerakan wanita lainnya. Setelah pada tanggal 4 Juni1950 tergabunglah  7 organisasi gerakan wanita di kota Semarang, yang mana anggotanya berasal dari kalangan wanita yang berintelektual,namun tidak menutup kemungkinan wanitadari kalangan lainnya, yang penting memiliki tujuan yang sama.
1. Pembentukkan ini diawali dengan Kongres.

  • Kongres I dilaksanakan pada tanggal 17 – 22 Desember  1951 di Surabaya  yang dipimpin oleh Suharti, pada kongres ini membahas tentang perluasan basis massa perempuan dan sekaligus mendiskusikan untuk pergantian nama. Diajukan untuk   mengganti nama dikarenakan banyak gabungan gerakan wanita yang ikut tergabung dalam organisasi ini dan yang tergabung ini bukan hanya dari perempuan yang strata tinggi saja tapi di banyak kalangan yang ingin turut serta dalam perjuangan wanita. Sehingga ditetapkan nama GERWANI yaitu gerakan wanita Indonesia ,karena mencakup secara keseluruhan gerakan. Memang pada awalnya mereka masih ragu akan pergantian nama namun setelah di jelaskan arah dan atujuannya maka disepakati gerakan GERWIS berubah nama menjadi GERWANI yaitu Gerakan Wanita Indonesia.
  • Kongres 2 dilaksanakan pada Maret 1954 yang di ketua oleh Umi Sarjono disini mereka membahas mengenai bahasan terkait sosialis dan feminism dengan tujuan kemakmuran. Pada kongres kali ini GERWANI mengalami pertumbuhan yang pesat dari segi massa, pada saat itu yang mengahadiri kongres di cabang pusat GERWANI ada 80.000 anggota
  • Kongres 3, yang dilaksanakan pada 23 – 27 Desember  1957 yaitu beberapa bulan sebelum berakhir  tahun 1957 anggota GERWANI mencapai 631.342 anggota. Kongres ini masih diketuai oleh Umi Sarjono yang membahas pelayanan sosial, adanya imperialisme, kolonialisme dan feodalisme yang meneyelimuti bangsa Indonesia. Terutama diskriminasi oleh kaum – kaum borjuis terhadap kaum tani dan kaum tertindas.
  • Kongres 4 yang dilaksanakan pada Desember  1961, perkembangan dan pertumbuhan organisasi gerakan perempuan ini sangatlah pesat, ini dikarenakan anggota Gerwani sekarang  1.125.000  anggota. Pada kongres  4 berlangsung Presiden Soekarno dan Pimpinan  PKI (Partai Komunis Indonesia) DN. Aidit memberikan sambutannya. Presiden disana memberikan pujian bahwasanya gerakan  GERWANI dapat tumbuh dan berkembangan dalam kepentingan social serta kesejahteraan rakyat.

Namun pada tahun 1965 GERWANI ingin melaksanakan kongres  yang  ke V namun pada rezim Soeharto  GERWANI di katakan organisasi terlarang, organisasi yang anggotanya adalah pelacur,organisasi bangsat dan atheis yang tidak menserminkan wanita Indonesia yang lemah lembut, serta berbudi baik. Hal ini dikarenakan GERWANI diduga terlibat pada G30S yaitu pembunuhan  7 Jenderal  di lubang Buaya, mereka di duga melakukan tarian seks, siksaan, pemotongan alat kelamin, padahal sebenarnya para GERWANI ini sedang melaksanakan latihan sukarelawan penggayangan Malaysia. Mereka melihat para tentara membawa tujuh jendral itu, menembakinya walau jendral itu sudah tak bernyawa mereka masih saja ditembaki dan dimasukkan kedalam lubang buaya. Dari cerita salah satu istri prajurit Cakrabirawa. GERWANI merupakan organisasi besar  yang sangat berpengaruh pada sejarah bangsa Indonesia. Berani dan dianggap berbahaya oleh kaum penguasa rezim Soeharto. Sehingga diikatakanlah Organisasi Terlarang !! Tidak hanya kaum perempuan GERWAN ditiadakan tapi kaum tertindas lainnya.
2. Tujuan GERWANI
Perlu kita ketahui  GERWANI memiliki tujuan yaitu anti imprealisme yaitu adanya investor asing, penayangan film AS yang akan merusak moral, dan kepentingan asing yang akan merugikan Indonesia. Tujuan ini sejalan dengan kaum komunis yaitu PKI, sehingga GERWANI dan PKI sama secara ideologisnya. Disetiap tahun Gerwani semakin mamiliki banyak anggotanya bahkan kader dari  GERWANI ikut dalam Pemilihan Umumya itu menjadi anggota MPRS dan DPRGR pada tahun 1959. Pada anggota DPRGR terdapat 12 orang, MPRS 15 orang, selain itu GERWANI banyak memberikan kontibusinya dalam kegiatan sosial, kemaslatan umat seperti membuat kursus ketiadaan buta huruf,  TK, Penitipan anak, kursus kader dan tugas sukarelawan. GERWANI juga ikut terlibat dalam penyelamatan Irian Barat yang sekarang menjadi nama Irian Jaya (papua).
Kini  GERWANI  telah tersebar dibeberapa daerah besar di Indonesia diantaranya  Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, NTB, Bali, Jawa dan Irian Jaya. Dan pada tahun 1961 terjadi krisis ekonomi sehingga GERWANI pada saat itu programnya lebih terfokus pada ekonomi.
3. Latar Belakang Berdiringnya GERWANI
Pada awalnya gerakan ini menampung gerakan – gerakan revolusioner perempuan melawan koloni – koloni belanda, namun setelah merdeka Gerwani mengarahkan arah perjuangannya pada sosial, politik, ekonomi dan umat.
Beberapa  program Perjuangan GERWANI
  • Pendidikan : Banyak perempuan desa  yang buta huruf, sehingga dikaderisasikan, kemudian dibuka kursus – kursus yang memadai dan diwajibkan belajar kondisi daerah dan kebudayaan penduduk di daerah.
  • Sosial          : Hak – hak wanita diperjuangkan, hak – hak anak, sehingga wanita dan anak tidak tertindas oleh keadaan.
  • Ekonomi     : GERWANI sangat berhubungan dengan kaum perempuan seperti anggaran belanja untuk kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak agar diperbesar.
  • Politik         : Banyaknya kader GERWANI yang  terlibat langsung pada pemilihan umum tahun 1959 menjadi DPRGR dan MPRS, selain itu GERWANI peduli akan perkembangan politik Indonesia baik itu kebijakan maupun situasi hubungan luar negeri.
Memang di bandingkan organisasi lainnya program – program organisasi GERWANI lebih progresif dan aktif terutama menangani hak buruh, para petani, dan menyangkut masalah yang tidak disentuh oleh organisasi wanita yang lain sehingga dianggap berbahaya dan perlu diawasi keberadaannya. Seperti adanya program simpan pinjam, taman kanak – kanak, adanya badan – badan penyuluhan tentang perkawinan, kursus – kursus kader di  berbagai tingkat organisasi, dan bekerjasama dengan BTI (Barisan Tani Indonesia)  membantu aksi-aksi sepihak pendudukan tanah yang dilancarkan oleh BTI dan menuntut agar hak atas tanah juga diberikan kepada kaum perempuan. Dalam hal ini GERWANI sangat berperan aktif dalam pemberantasan buta huruf terutama kepada kaum perempuan dan turut aktuf dalam peningkatan kecerdasan sosial.
GERWANI adalah organisasi terbesar yang sangat berpengaruh dalam sejarah Indonesia yang perlu kita liat sebagai referensi generasi perempuan Indonesia sekarang. GERWANI menerbitkan dua (2) majalah, Api Kartini dan Berita Gerwani. Api Kartini terutama ditujukan bagi pembaca lapisan tengah yang sedang tumbuh tidak hanya memuat tulisan-tulisan tentang masak-memasak, pengasuhan anak, mode, dan sebagainya, selain itu tentang feminisme menegenai imperilaisme (Api Kartini adalah majalah pertama di Indonesia yang menunjukkan pengaruh buruk terhadap film-film Hollywood yang bermutu rendah, dan tidak mendidik yang pada saat itu banyak beredar dan baru belakangan PKI melontarkan masalah imperialisme kebudayaan Barat), poligami, dan pentingnya pendidikan bagi kaum perempuan serta masalah sekitar kaum perempuan yang bekerja. Sedangkan Berita Gerwani adalah majalah intern organisasi, dengan berita-berita tentang konferensi dan organisasi perempuan di negara-negara sosialis. Itulah perjuangan wanita Indonesia yang gigih untuk kemajuan bangsa tanpa adanya ketidakadilan dan penindasan yang dilakukan pada rakyat miskin. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang rela mempertahankan keadilan walau itu harus mengorbankan nyawa.
4. Hubungan GERWANI dengan PKI
Pada awal organisasi GERWIS, terlihat aroma komunis yang kuat.Dikarena sebagian besar perempuan GERWIS memiliki hubungan keluarga dengan kaum komunis. Apalagi tujuan PKI dan GERWANI sejalan sama –sama menyangkut sosialis sehingga semakin kuat kedekatan antara keduanya.
Namun sebenarya walaupun sejalan pada satu tujuan partai, masalah perempuan yang diperjuangkan PKI ada diurutan ke – 9 dari 19 janji – janji PKI. Gerwani belum resmi secara legal bergabung dengan PKI, rencananya pada kongres ke V. Namun kongres V tidak terlaksana karena propaganda rezim Soeharto.
5. Keterlibatan GERWANI dengan peristiwa 1965
Pada saat kampanye ideologi setelah peristiwa 1965 yang berdarah – darah dilancarkan oleh rezim Soeharto dan propaganda – propaganda di media serta propaganda angkatan darat. Pada tanggal 30 September  Suharti Suwarno wakil ketua DPP Gerwani  (juga seorang anggota Central  Comitte PKI) datang dan mengatakan bahwa dibutuhkan beberapa  orang untuk latihan Dwikora di Lubang Buaya. Mereka terheran karena tidak biasa dalam kegiatan  GERWANI dan tidak diungkapkan dalam rapat sebelumnya. Dilokasi pun mereka bertugas menyiapkan konsumsi. Namun dipihak lain tidak terlalu aneh jika untuk kepentingan parai GERWANI akan mengutus anggotanya.
Pada kenyataannya pada latihan di Halim tidak hanya organisasi GERWANI yang ikut serta namun ada juga pemuda dan pemundi yang tergabung dalam fron nasional seperti Perwari, Wanita Marhaen, Wanita Islam, Aisyah, dan Muslimat yang  melakukankan tarian – tarian untuk persiapan ASEAN GAMES. Sehingga disangkut pautkan dengan adanya gerakan pada 30 September yang menghilangkan nyawa 9 jenderal. Pertanyaannya mengapa PKI yang disangkut pautkan dengan gerakan itu? Dan mengapa GERWANI dikatakan perkumpulan wanita – wanita sadis dan tidak beprikemanusiaan? Padahal kita ketahui bahwasanya PKI adalah bagian dari Ir. Soekarno the first leader of Indonesia. Dan GERWANI adalah organisasi yang memperjuangkan kehidupan masyarakat Indonesia tentunya.
Keberadaan GERWANI dan PKI di manipulasi oleh rezim militer melalui propaganda media, mengubah sejarah pada buku sekolah, sehingga sangat melekat di memori masyarakat Indonesia saat ini bahwa GERWANI dan PKI adalah organisasi bejat. Hal ini perlu kita kritisi dan telusuri kebenaran yang sebenarnya.
Dari cerita salah seorang istri prajurit bahwasanya  GERWANI yang ada pada lubang buaya yang melakukan tarian seks, pemotongan zakar dan melakukan penyiksaan itu semua BOHONG seperti yang di tuduhkan pada rezim soeharto.

Disadur dari :
http://blog.umy.ac.id/arisandy/2012/09/13/sekilas-perjalanan-gerwani-gerakan-wanita-indonesia/

Salama' Marampa'

Banuari na simambela anna den tang sisangbanua
Lindori nasitoyangan anna den tang sitiro lindo sibengan petawa mammi'
Limari na tang sitadoan anna tang sitoe manda' sisalama'
Apa ia pole' tu penawa tontong sikala' rambu raya