FOTO

FOTO

Laman

Jumat, 21 Desember 2012

PATANE PONGMASANGKA

Patung Pongmsangka yang terbuat dari batu yang di pahat
Patane (tempat pemakaman mayat) banyak terdapat di toraja. Namun patane Pongmasangka menjadi salahsatu  objek wisata dikarnakan memiliki nilai sejarah bagi masyarakat Toraja. Pongmasangka dulu sangat di kenal di toraja khususnya di daerah bagian bori. Ketenaran beliau ini tidak lepas dari jabatannya sebagai penguasa lokal di Bori'.

Objek wisata ini berada di bagian utara kota Rantepao. jaraknya sekitar 10 km dari Kota Rantepao dan dapat ditempu dengan roda 2 atau empat dengan waktu 20-30 menit

Pongmasangka pernah diasingkan oleh pemerintah Belanda di jaman penjajahan akibat keterlibatannya dalam rencana pembunuhan Controleur Brower (pemerintah Belanda) di Rantepao. rencana pembunuhan itu karna kesewenang wenagan Belanda dalam mengatur dan mengubah adat istiadat. Bahkan ada beberapa tanah Pongmasangka dikelolah oleh pihak Belanda tanpa sepengetahuan Pongmasangka.
Ne' Matandung (Penguasa Balusu) adalah juga kawan Pong masangka
dan terlibat dalam pernecanaan Pembunuhan A.A Van De Losdtrech
Namun sayang pembunuhan itu gagal akibat istri  Brower dalam keadaan hamil.

Kegagalan pembunuhan terhadap Brower  melahirkan peristiwa Bori' pada tahun 1917. Dimana Ketika itu Pongmasangka dan kawan kawannya mengetahui bahwa ada seorang Belanda di Bori'. Warga negara Belanda itu adalah Antoni Aris Van De Loosdtrech yang juga sebagai misionaris dari Belanda. Sekitar pukul 18 wita waktu setempat Antoni Aris Van De Loosdtrech ditombak oleh Buyang saudara Pongmasangka.

Kematian A. A Van De  Loosdrehct menimbulkan peperangan antara Pemerintah Hindia Belanda dan pimpinan kepala kampung yang tergabung dalam rencana pembunuhan Contreleur Brower. Perlawanan para pejuang ketika itu dapat ditumpas oleh Belanda dan mereka yang melakukan perlawanan ditangkap dan di buang atau diasingkan ke luar daerah Toraja.
Sementara itu pihak pemerintah Hindia Belanda terus melakukan doktin dan menyebarluaskan berita bahwa mereka yang melakukan pembunuhan terhadap A. A Van De  Loosdrehct adalah pemberontak atau kelompok yang menolak Zending. Sampai hari ini doktrin tersebut masih melekat dalam kalangan masyarakat toraja bahkan memasuki kalangan Gereja.
Sangat ironis bila sampai hari ini belum ada pihak yang mencoba mengangkat kisah ini dan meluruskan sejarah tentang latarbelakang terbunuhnya A. A Van De  Loosdrehct di Bori’ pada tahun 1917. Sesungguhnya kematian A. A Van De  Loosdrehct ditangan para pejuang bukanlah karna mereka menolak injil namun keberadaaan dan kondisi saat itulah yang mengantar nyawa sang misionaris tersebut tewas ditangan para pejuang Toraja.

Pongmasangka kembali dari pembuangan karna mendapatkan remisi setelah membunuh harimau yang telah menelan banyak korban.


MARANTE

Objek wisata Marante terletak di Tondok Batu kecamatan Tondon kabupaten Toraja Utara. Ditempat ini gua gua yang dapat digunakan untuk mencapai bukit. Ada pula beberapa kuburan yang sudah berumur ratusan tahun yaitu liang ata gua khusus pemakaman jenasah.
Untuk mencapai tempat ini harus menempuh jarak sekitar 5 km dengan waktu kurang lebih 20 menit.

Senin, 17 Desember 2012

SIGUNTU'

Objek wisata Siguntu' terletak di Dusun Kadundung, Desa Nonongan Kecamatan Sanggalangi sekitar 5 km dari kota Rantepao.

TO' BARANA'

To' Barana' berada di bagian utara Torut, tepatnya de desa sa'dan Malimbong Kecamatan Sa'dan. Kurang lebih 16 km dari kota Rantapeo.

PALAWA'

Desa adat Pallawa , merupakan desa khas yang masih memiliki 11 bangunan rumah khas Toraja dan 15 lumbung padi khas toraja.
Rumah-rumah beratap susunan bambu tersebut sudah ratusan tahun usianya dan hingga kini masih dipertahankan Susunan tanduk kerbau di bagian depan rumah, menjadi aksesoris yang segera saja menarik mata, begitu juga dengan sebaris taring babi yang digantung di dekat langit-langit di pelataran rumah.


Susunan tanduk kerbau menunjukkan strata sosial pemilik rumah, semakin banyak tanduk berarti semakin kaya karena dia sering mengadakan upacara adat. Sementara taring babi menunjukkan kalau rumah tersebut sudah diupacarakan dalam adat syukuran.







Dapat juga dijumpai peninggalan kebudayaan megalitikum di Boriparinding .Kharisma dan kekokohannya tampak bersinar di antara puluhan batu-batu berukuran raksasa tersebut.

Minggu, 16 Desember 2012

Ke'te Kesu'

Objek wisata Ke'te Kesu' adalah sebuah bangunan rumah adat Toraja yang sudah berumur ratusan tahun. Pemandangan yang indah melengkapi kekaguman setiap pengunjung. Tongkonan yang sudah tua ini masih terpelihara dengan baik dan menjadi salah satu tujuan wisata favorit di toraja.

Di Ke'te Kesu' juga terdapat pemakaman tua. Tengkorak jenasahpun masih dapat terlihat sampai sekarang di pemakaman itu. Kios kios penjualan sovenir jaga banyak di sekitar wilayah Ke'te Kesu'

Tidak sulit menjangkau tempat yang indah ini. Ke'te Kesu dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Jarak tempuh dari kota Rantepao kurang lebih 5 km dengan waktu sekitar 15 menit.

LONDA - KUBURAN GUA ALAM


Londa adalah kuburan berupa gua alam dan memiliki kedalaman sekitar 1.000 meter. Di dalam gua ini terdapat tulang belulang atau tengkorak yang usianya ratusan tahun.

Menuurut adat Toraja bahwa jenasah yang ada dalam gua ini dimakamkan dengan upacara adat tertinggi dan dibuatkan patung (tau tau) atau replika bagi jenasah yang dimakamkan didalamnya. Jenasah ditempatkan dalam peti yang disebut Erong. Tak jarang pula di samping relika (tau tau) terdapat benda kesayangan dari sang mendiang di masa hidupnya. Makin tinggi status sosialnya maka makin tinggi pula penempatan Erong atau letak erong pada dinding gua.



Londa berada di Toraja Utara kec, Sanggalangi, arah selatan dari kota Ranteapo. Jarak yang ditempuh sekitar 7 km dari kota Rantepao dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit dengan kendaraan roda empat.


Selasa, 27 November 2012

Daftar Nama Hotel dan Wisma di Toraja Utara

NO
NAMA AKOMODASI
ALAMAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
Toraja Misiliana Hotel
Heritage Hotel
Hotel Pison
Hotel Pia’s Poppies
Torsina Hotel
Hotel Rantepao Lodge
Luta Resort Hotel
Hotel Indra
Hotel Hiltra
Hotel Marante
Nonongan Resort Hotel
Hotel Marlin Inn
Hotel Victoria
Hotel Madarana
Hotel Toraja Prince
Hotel Sallebayu
Wisma Maria
Wisma Irama
Wisma Tana Bua
Wisama Rosa
Wisma Monton
Wisma Surya
Wisma Monika
Wisma Sarla
Wisma Imanuel
Wisma Fios
Wisma Pola
Wisma Pondok Nilam
Wisma Pondok Wisata
Wisma Mentiro Tiku
Wisma Kambuno
Duta 88 cottage
Wisma Toraja Palma
Jl. Pongtiku No. 27 Rantepao
Jl. Ke’te’ Kesu’
Jl. Pongtiku II/8m Rantepao
Jl. Pongtiku Rantepao
Jl. Pao Rura Rantepao
Jl. Pao Rura Rantepao
Jl. Dr. Ratulangi Rantepao
Jl. Landorundun No. 63 Rantepao
Jl. Pramuka Rantepao
Jl. Jurusan Palopo
Jl. Jurusan Makale
Jl. A. Mappanyukki No. 75 Rantepao
Jl. A. Mappanyukki Rantepao
Jl. Sa’dan Rantepao
Jl. Jurusan Palopo Rantepao
Jl. Ke’te’ Kesu’
Jl. Dr. Ratulangi No. 23 Rantepao
Jl. Abdul Gani No. 16 Rantepao
Jl. Pangeran Diponegoro Rantepao
Jl. Jurusan Sa’dan
Jl. Abdul Gani No. 14A Rantepao
Jl. W. Monginsidi No. 36 Rantepao
Jl. Dr. Ratulangi Rantepao
Jl. A. Mappanyukki No. 83 Rantepao
Jl. W. Monginsidi Rantepao
Jl. Abdul Gani Rantepao
Jl. Pembangunan Rantepao
Jl. W. Monginsidi Rantepao
Jl. Pembangunan Rantepao
Batutumonga
Jl. Jurusan Palopo Rantepao
Jl. A. Mappanyukki Rantepao
Jl. Jurusan Palopo Rantepao






Jumat, 23 November 2012

Peresmian Tongkonan di Kabupaten Mimika

Peresnian Tongkonan di Kabupaten mimika menimbulkan beberapa tanggapan bagi masyarakat toraja. Ada yang mengapresiasi peresmian ini namun ada pula yang menganggap bahwa peresmian ini hanya sebuah pemborosan. Terlebih bagi masyarakat papua sendiri. Menurut buku "Pragmatisme Menjadi To Sugi dan To Kapua di Toraja" yang ditulis oleh George Junus Aditjondro, keberadaan masyarakat Toraja di Papua khususnya dalam pemerintahan menimbulkan iri hati bagi masyarakat lokal. 

Entah benar atau tidak, yang jelas kita harus mengakui bahwa tongkonan ini dibangun dari hasil kekayaan alam papua. Namun tak dapat pula dipungkiri bahwa pembanugunan tongkonan ini juga dibangun atas kerja keras panitia dan pengurus IKT mimika,,,,,,

Selasa, 20 November 2012

Menelusuri Sejarah Balusu

Tongkonan Ne' Matandung 
Balusu adalah sebuah daerah bagian utara dari kota Rantepao. Ne' Matandung adalah nama seorang yang pernah menjadi pemimpin lokal dari daerah ini. Bahkan beliau pernah bersama sama dengan masyarakat sekitar melakukan perlawanan terhadap Belanda di masa penjajahan.

Sabtu, 17 November 2012

Stop kekerasan di Bumi Lakipadada


Perbuatan AR, seorang oknum wartawan, ini sungguh tak patut diteladani. Bagaimana tidak, AR menganiaya seorang nenek renta hingga nyaris buta.

Selasa, 13 November 2012

Sweeping Sajam Di Makale Tana Toraja



Sekitar pkl 21.00 wita (13 Nov 2012) puluhan anggota kepolisian dari Polres Tana Toraja melakukan sweeping senjata tajam (sajam) di makale, tepatnya di depan pengadilan negeri kelurahan Pantan. Kehadiran kepolisian dari polres Tana Toraja itu cukup menghobohkan warga khususnya para pengunjung cafe Buli buli. Pasalnya masyarakat yang ada disekitar lokasi tersebut tidak menyangka akan adanya sweeping sajam yang dilakukan polisi.

Kamis, 08 November 2012

Tedong Silaga




Adu Kerbau di Toraja adalah sebuah lambang kebesaran bagi masyarakat Toraja.
Tradisi ini lebih sering ditemui dalam prosesi rambu solo' (kematian). sekalipun pemotongan kerbau tiap tahun makin meningkat namun kerbau ditoraja tidak pernah punah. Kahadiran kerbau dalam ritual adat memiliki nilai budaya, juga menjadi legitimasi terhadap ritual itu sendiri.

hanya saja sekarang ini kehadiran kerbau dalam ritual adat seperti dalam rambu solo' kehadiran kerbau khususnya tedong bonga, Saleko, balian dll terkesan tidak lagi hadir sebagai legitimasi ritual namun lebih pada persoalan manifestasi untuk menaikkan nama dan martabat.

sesungguhnya ritual adat dalam kematian bukanlah sebuah pesta sekalipun ritual tersebut lebih ramai dari pada kampanye para politisi. kata Pesta hanyalah julukan dari orang luar yang melihat ritual ini sangat ramai dan menurut mereka bahwa pesta  indentik dengan keramain. itulah sebabnya ritual dalam rambu solo sering kita dengarkan kalimat "Pesta Tomate" (Pesta orang mati) padahal yang sesungguhnya bukanlah pesta namun ritual adat yang didalamnya terkandung nilai nilai religius. jadi kesimpulannya bahwa ritual adat pada kematian sesungguhnya adalah ibadah, Termasuk MA'PASILAGA TEDONG.....

Rabu, 07 November 2012

Kemenangan Obama tidak akan mengubah America


Catatan Editor: David M. Kennedy adalah profesor emeritus sejarah dan direktur Pusat Lane Bill untuk Amerika Barat di Stanford University. Ia memenangkan Hadiah Pulitzer untuk "Bebas dari rasa takut:. Rakyat Amerika di Depresi dan Perang, 1929-1945"

Selasa, 06 November 2012

Teledor Beri Grasi Gembong Narkoba, SBY Didesak Minta Maaf


"SBY teledor mengobral grasi kepada bandar narkoba kambuhan yang kemarin terungkap  terus menjalankan dan mengendalikan narkoba dari balik jeruji," kata politisi PKS Indra, Rabu (7/11/2012).

Minggu, 28 Oktober 2012

Sejarah Sumpah Pemuda Indonesia



Rumusan Kongres Sumpah Pemuda ditulis Moehammad Yamin pada secarik kertas yang disodorkan kepada Soegondo ketika Mr. Sunario tengah berpidato pada sesi terakhir kongres (sebagai utusan kepanduan) sambil berbisik kepada Soegondo: Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie (Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan Kongres ini), yang kemudian Soegondo membubuhi paraf setuju pada secarik kertas tersebut, kemudian diteruskan kepada yang lain untuk paraf setuju juga. Sumpah tersebut awalnya dibacakan oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Selasa, 23 Oktober 2012

REINTERPRETASI BUDAYA TORAJA DALAM TERANG INJIL: MENJELANG SEABAD KEKRISTENAN DI TORAJA Oleh : John Liku-Ada’




       Artikel ini sudah diterbitkan dalam ed. Bert Tallulembang, Reinterpretasi dan Reaktualisasi Budaya Toraja; Refleksi Seabad Kekristenan Masuk Toraja, (Penerbit Gunung Sopai, Yogyakarta, 2012): 19-43; dengan isi yang sama tapi judul berbeda: “Sebuah Pesan untuk Perayaan Natal Ekumenis”, dalam ed. Michael Andin, Perantau Toraja; Bersama Membangun Toraja, (Penerbit PAPT, Jakarta, 2010): 7-27; Sumber dan Kepustakaan: 167-168.

Jumat, 21 September 2012

Panorama Toraja


Sungguh indah anugrah Tuhan atas Toraja. Sebuah daerah yang lain dari yang lain, memiliki keunikan yang luar biasa, menjadi ikon parawisata di Sulawesi Selatan, kebudayaannya yang unik, panorama alam yang mengagumkan, keramahan masyarakat dan jiwa pluralismenya melengkapi kebahagian tiap pengunjung yang menginjakkan kaki di toraja.

Sabtu, 15 September 2012

Pejuang yang Terlupakan

Sebuah kisah perjuangan dan pengorbanan yang terlupakan bahkan terkubur oleh pandangan yang keliru terjadi pada mereka yang mencoba untuk mempertahankan budaya dan tondok lepongan bulan. Sebuah peristiwa pembunuhan pada bulan Juli 1917 di Bori' telah mengantar mereka pada hukuman penjara bahkan dibuang ke daerah Nusakambangan dan Bogor. Kematian sang misionaris "Aris AntonieVan De Loosdrecht" di tangan para pejuang menjadikan mereka ditangkap oleh pemerintah Hindia Belanda.

Jumat, 07 September 2012

Catatan Seorang Prajurit Siliwangi, Pembebasan Irian Barat dari Penjajah

NUKILAN peristiwa bersejarah dari sebuah catatan seorang prajurit Siliwangi dalam
Operasi Trikora ketika membebaskan Irian Barat yang kini menjadi Papua dari
cengkeraman penjajah Belanda. Detail-detail pengalaman ini dicatat sebagai memori dari
Peltu Abdul Kadir yang kemudian diketik dan diberi judul "Penyeberangan Pegunungan
Gunofa" di Kaimana yang terjadi pada tahun 1962. Peperangan yang paling berat
membebaskan Irian Barat menurut prajurit ini adalah peperangan melawan alam
ketimbang melawan tentara Belanda. Kisah heroik ini merupakan kenangan prajurit
Siliwangi itu yang ditujukan kepada para pejuang dan pahlawan Trikora.

Rabu, 05 September 2012

Wanita Tua yang Harus terusir





Festival Budaya toraja yang dimeriahkan oleh aksi siswa siswi Toraja Utara dan diperuntukkan untuk masyarakat toraja menyimpan kenangan buruk bagi wanita tua yang juga rindu menyaksikan acara tahunan tersebut. Sungguh malang melihat seorang wanita tua yang harus diusir dari tempatnya saat asik menyaksikan meriahnya festifal budaya di toraja utara.

Selasa, 04 September 2012

Rumah Tongkonan

Tongkonan bukan hanya merupakan rumah temapt tinggal, namun tongkonan juga merupakan lambang kebersamaan dan persatuan serta kejayaan. Keberadaan rumah tongkonan terus mengalami perubahan dalam bahan konstruksinya namun tidak mengurangi nilai dan makna tongkonan.









Sebuah Tongkona di kec, Rindingallo yang sedah berumau ratusan tahun masih bertahan samapi pada tahun 2012. Namun bahan konstruksi bangunan ini memang agak memprihatinkan kerna rayap dan sudah dimakan usia.









Tongkonan diamping ini adalah tempat lahirnya pejuang toraja yaitu Pongtiku, disekitar tongkonan terdapat beberapa lumbung yang memberikan panorama indah disekitar tongkonan. Tongkonan ini berada di Pangala Kec. Rindingngallo
Lumbung yang berjejer seakan memberi sambutan hangat bila menuju ke tempat lahirnya Pongtiku (pahlawan Toraja)












Jumat, 24 Agustus 2012

BATUTUMONGA






Berlokasi di daerah Sesean yang beriklim dingin, sekitar 1300 meter di atas permukaan laut. Di daerah ini terdapat 56 menhir batu dalam sebuah lingkaran dengan lima pohon kayu ditengahnya. Kebanyakan dari batu menhir itu berukuran dua sampai tiga meter tingginya. Pemandangan yang sangat mempesona di atas Rantepao dan lembah disekitarnya, dapat dilihat dari tempat ini sangat menarik untuk dikunjungi.

BORI

Obyek wisata utama adalah rante (tempat upacara pemakaman secara adat yang dilengkapi dengan buah menhir / megalit), dalam bahasa Toraja disebut simbuang batu. Seratus dua batu menhir yang berdiri dengan megah terdiri dari 24 buah ukuran besar, 24 buah ukuran sedang dan 54 buah ukuran kecil. Ukuran menhir ini mempunyai nilai adat yang sama. Penyebab perbedaan adalah situasi dan kondisi pada saat pembuatan / pengambilan batu, misalnya; masalah waktu, kemampuan biaya dan situasi pada masa kemasyarakatan. Megalit / simbuang batu hanya diadakan bila seorang pemuka masyarakat yang meninggal dunia dan upacaranya dilaksanakan dalam tingkat Rapasan Sapurandanan (kerbau yang dipotong sekurang-kurangnya 24 ekor). Pada tahun 1657 Rante Kalimbuang mulai digunakan pada upacara Pemakaman Ne’Ramba’ dimana 100 ekor kerbau dikorbankan dan didirikan dua simbuang batu.

Kamis, 23 Agustus 2012

Londe Toraya


Londe adalah pantun toraja yang terungkap dengan baik dan elegan. Londe dapat tercipta dari perasaan dan pemikiran tentang sesuatu. Kalimat dalam londe dapat bermakna nasehat, curahan hati dan lelucon.Sesuatu yang sulit diungkapkan pada seseorang kadang terungkap lewat londe.

Ukiran Toraja





















Rabu, 22 Agustus 2012

Daerah Adat di Toraja



  1. Kesu' (Panta’nakan Lolo),Pusat Penyebaran Aluk Sanda Pitunna setelah daerah Tallulembangna memakai Aluk Sanda Saratu’ yang dibawa oleh Tamboro Langi’. Pabane’, anak dari Tangdilino Banua Puan menikah dengan Ambun di Kesu’ anak dari Puangri Kesu’.

To Manurun dan To Bu’tu Ri Uai: Nenek Moyang To Manurun

Di Tana Toraja, ide To Manurun, mitos yang menceritakan seseorang yang turun dari langit ke puncak-puncak gunung dan menjadi para penguasa lokal, Toraja Tomanurun selalu dipasangkan dengan satu pasangan dengan sama hal-hal yang gaib, seorang wanita yang bangkit ke luar dari suatu kolam/sungai. Kesu mengklaim To Manurun Manurun Di Langi’ adalah nenek moyang yang paling penting, sementara di Tallu Lembangna, Tamboro Langi' (Toma’ Banua ditoke’, Toma’ Tondok dianginni) lebih penting. Bagaimanapun bangsawan-bangsawan dari kedua area ini telah mengklaim bahwa Tomanurun mereka adalah pusat pemerintahan. Mereka tidak sependapat jika ada yang mengatakan bahwa To Manurun berasal dari bagian barat (Ullin).

ASAL MUASAL BERDIRINYA TONDOK LEPONGAN BULAN,TANA MATARI ALLO.


Silsilah dimulai dari Puang Tamboro Langi’Tomanurung Pertama yang menurut Hikayat turun dari lagit di puncak Gunung Kandora (Kecamatan Mengkendek) pada pertengahan abad 4
Puang Tamboro Langi’ inilah yang merupakan raja petama di Kalindobulanan Lepongan Bulan dan sekaligus merupakan leluhur raja-raja di Kerajaan Lepongan Bulan(Tana Toraja)pada khususnya dan Kerajaan Tallu Bocco yang pertama (Toraja,Luwu dan Gowa) pada umumnya
1. Puang Tamboro Langi. Bergelar Puang Tomatasak yang pertama di Kalindobulanan Lepongan Bulan, Kawin dengan Puang Sanda Bilik dari Sungai Sa’dan di Saepa Deata, melahirkan 4 orang Putera
A. Puang Papai Langi’ di Gasing
B. Puang Tumambuli Buntu di Napo
C. Puang Sanda Boro di Batu Borrong (Kaki Gunung Sinaji)
D. Puang Messok di Rano Makale
2. A. Puang Papai Langi’ menggantikan ayahnya sebagai Puang Tomatasak II, kawin dengan 2 orang Putri, masing-masing bernama :
A.1. Puang Allo anginan, berasal dari air kolam di Gasing,melahirkan 4 orang anak
a. Puang Paetong di Otin Mengkendek
b. Puang Toding di Banua lando Makale
c. Puang Landek di Su’pi Sangalla’
d. Puang Panggeso di Tiromanda Makale
A.2. Tumba’ Sarambunna dari keturunan tomakaka di Banua Puan, melahirkan 8 anak :
a. Sarambunna di Tinoring Mengkendek
b.Tomemanuk di Bala Mengkendek
c. La’la di Batu Rondon Mengkendek
d. Samang di Tengan Mengkendek
e Yarra’ Matua di Palipu’ Mengkendek
f. Tintiri Buntu di Sillanan Mengkendek
g. Bangke’ Barani di Botang Makale
h. Bombiri Lemo di Pa’buaran Makale
B. Puang Tumambuli Buntu diangkat sebagai Puang Tomatasak Muda di Kalindobulanan di Ulunna Lepongan Bulan, kawin dengan 2 orang Putri,masing-masing bernama:
B.1. Puang Bo’ngga ri Napo,berasal dari batu di Napo, melahirkan 4 orang anak
a. Puang Saredadi di Karua
b. Puang Emabtu di Sesean
c. Puang Ampang di Sa’dan
d. Puang Lambe’susu di Napo
B.2. Puang Manaek di Nonongan ,melahirkan 9 anak :
a. Puang Palaga di tarongko Makale
b. Puang Marimbun di Bungin Makale
c. Puang Rambu Langi’ di Pangi Makale
d. Puang Tokondok di Buakayu
e Puang Tinti di Lambun Tapparan,Salluputti
f. Puang Paladan di Siguntu’Nonongan
g. Puang Pata’ba’di Parakan
h. Puang Petimba Bulaan di Kaero
C. Puang Sanda Boro diangkat sebagai Puang Tomatasak Muda di Kalindobulanan di Ingkokna Lepongan Bulan, kawin dengan seorang Putri, bernama:
C.1. Puang Bu’tui Pattung, berasal dari Batu Borrong, melahirkan 4 orang anak
a. Puang Palandongan di di Marintang
b. Puang Rombe Londong di Tabang
c. Puang Mate Malolo (meninggal saat masih gadis)
d. Puang Lakipadada
Mengembara mencari ilmu untuk hidup abadi sampai akhirnya menikah dengan Putri Gowa yang melahirkan:
Puang Patta La Bantan (Toraja)
Puang Patta La Bunga (Luwu)
Puang Patta LaMerang (Gowa)
D. Puang Messok diangkat sebagai Puang Tomatasak Muda di Kalindobulanan Tanganna Lepongan Bulan, kawin dengan seorang Putri, bernama:
D.1. Puang Timban, di rano Makale, melahirkan seorang anak
a. Puang Payak Allo bergelar Datu Matampu’,menggantikan Pamannya Puang Papai Langi’, sebagai Puang Tomatasak III di Kalindo Bulanan Lepongan Bulan di Rano

3. Puang Payak Allo sebagai Puang Tomatasak III kawin dengan Puang Tumba’ Paramak dari Makale dan melahirkan seorang Putra bernama Puang Laso’ Paramak
Pada masa ini terjadilah Perang Saudara Pertama di Kalindo bulanan Lepongan Bulan,antara Puang Paramak Datu’ Matampu dengan Puang Rambu Langi’ dari Pangi

4. Puang Patta La Bantan anak dari Puang Lakipadada kembali dari Gowa akhirnya dilantik sebagai Puang Tomatasak IV di Kalindo bulanan Lepongan Bulan di Kaero,untuk menenangkan saudara-saudaranya yang berperang di kampung
Puang Patta La Bantan inilah yang membangun Kaero sebagai Tongkonan Layuk di Kalindobulanan Lepongan Bulan.
Menikah dengan Petimba Bulaan dari Nonongan dan melahirkan putera bernama Puang Timban Boro (Puang Tomtasak V) 

basse-tallu-lembangna
Basse Tallu Lembangna
Silsilah Lakipadada…
5. Puang Timban Boro
Menggantikan ayahnya Puang Patta La Bantan sebagai Puang tomatasak V di Kalindo bulanan Kaero, kawin   dengan seorang putri bernama Puang Pasuen dari Tondon Makale yang melahirkan Putra bernama Puang Kapu’ Boro
6. Puang Kapu’ Boro
Menggantikan ayahnya Puang Puang Timban Boro sebagai Puang tomatasak VI di Kalindo bulanan Kaero, kawin   dengan seorang putri bernama Puang Dipa’pitu dari Kombong Bura yang melahirkan Putra bernama Puang Tangmarakia
7. Puang Tangmarakia
Menggantikan ayahnya Puang Kapu’ Boro sebagai Puang tomatasak VII di Kalindo bulanan Kaero,kawin   dengan seorang putri bernama Puang Tumba’paseno Langi dari Buntu Kaero yang melahirkan Putra bernama Puang Paseno langi’
8. Puang Paseno langi’
Menggantikan ayahnya Puang Tangmarakia sebagai Puang tomatasak VIII di Kalindo bulanan Kaero,kawin   dengan seorang putri bernama Puang Tumba’Tangkokean dari Otin Mangkendek yang melahirkan Putra bernama Puang Tanggulungan
9. Puang Tanggulungan
Menggantikan ayahnya Paseno langi’ sebagai Puang tomatasak IX di Kalindo bulanan Kaero, kawin   dengan seorang putri bernama Puang Tumba’Riu’ Datu dari Batualu yang melahirkan Putra bernama Puang Sampa Raya
10. Puang Sampa Raya
Menggantikan ayahnya Puang Tanggulungan sebagai Puang tomatasak X di Kalindo bulanan Kaero, kawin   dengan seorang putri bernama Puang Tumba’Bubun Datu dari Tondon, Makale yang melahirkan Putra bernama Puang Galugu


11. Puang Galugu 
Menggantikan ayahnya Puang Sampa Raya sebagai Puang tomatasak XI di Kalindo bulanan Kaero,kawin   dengan seorang putri bernama Puang Tumba’Lanjang dari Tondon, Makale yang melahirkan 2 orang Putra yaitu:
       11.1. Puang Lanjang Dolo 
                kawin dengan Puang Tumba’Kaise’ dari Butualu melahirkan 5 orang anak
11.1.a Puang Bullu Matua
11.1.b Puang Pasolang Boro
11.1.c Puang Tandi
11.1.d Puang Bala Lelen
11.1.e Puang Pagunturan
        11.2. Puang Pabuaran Dolo
                kawin dengan Puang Tumba’Kaise’ dari Butualu melahirkan 5 orang anak
11.2.a Puang Raya Sampin
11.2.b Puang Tampang
11.2.c Puang Tangmarak
12. Puang Pabuaran Dolo
Menggantikan ayahnya Puang Galugu sebagai Puang tomatasak XII di Kalindo bulanan Kaero,disini tidak ada catatan mengapa Pengganti Puang Galugu adalah Puang Pabuaran Dolo bukan Anak tertuanya Puang Lanjang Dolo.
13. Puang Raya Sampin
 Menggantikan ayahnya Puang Pabuaran Dolo sebagai Puang tomatasak XIII di Kalindo bulanan Kaero
Catatan: Pada zaman ini terjadi Perang saudara ke II, antara Puang Raya Sampin dengan Puang Bullu Matua(anak dari Puang Lanjang Dolo)

14. Puang Bullu Matua
Dalam perang saudara kedua di Kalindobulanan tsb dimenangkan oleh Puang Bullu Matua dan diangkat menjadi Puang Tomatasak XIV di Kalindobulanan Lepongan Bulan, Kawin dengan Puang Bitti’Langi’ dari Tarongko Makale yang melahirkan tiga orang anak,Yaitu
14.1. Puang Bitti’Langi
Kawin dengan Puang Tumba’ Pakolean dari Pangi dan melahirkan
14.1.a Puang Tiang Langi’
14.2. Puang Kanna
Kawin dengan Puang Puling dari Otin Mangkendek dan melahirkan
14.2.a Puang Palodan
14.2.b Puang Kombo Langi’
14.3. Puang Makaun Allo (gugur dalam perang saudara)
BASSE TALLU LEMBANGNA
Setelah ketiga cucu Puang Bullu Matua sudah dewasa,beliau membagi Kerajaan Lepongan Bulan menjadi tiga Kerajaan diatas suatu landasan sumpah yang disebut Basse Tallu Lembangna yaitu Makale.Sangalla’ dan Mengkendek
Walaupun ketiga kerajaan ini berkuasa penuh memerintah dan mengatur wilayahnya masing-masing yang disebut Puang Basse Kakanna Makale, Puang basse Tanganna Sangalla’ dan Puang Basse Adinna Mengkendek, namun demikian secara simbolis masih ada Puang Tomatasak Kalindobulanan Lepongan Bulan yang menurut sejarah selalu dijabat oleh Puang Basse Tanganna Sangalla’ selama 13 periode mulai dari Puang Palodang sampai Puang Laso’  Rinding (Puang Sangalla’), salah satu alasannya karena Tongkonan Layuk Kaero yang merupakan Pusat (Keraton/Istana) Lepongan Bulan dibangun oleh Puang Patta La Bantan berada di wilayah Sangalla’
Basse Kakanna Makale
1. Puang Tiang Langi’  sebagai Puang Basse Kakanna Makale I
dengan gelaran Sullena Puang Bullu Matua lan padang ri Makale, solonna Puang Tiang Langi’ te Lipu Basse Kakanna, kawin dengan Puang Kobong Bulaan dari Mangasi Mengkendek, melahirkan seorang putera bernama Puang Todierong

2. Puang Todierong  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale II
Menggantikan ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale II, kawin dengan Puang Tumba’ Palonga di Tondon Makale, melahirkan seorang putra bernama Puang Palonga’
Catatan:
Pada masa ini dibangun persekutuan antara tiga daerah Kapuangan yakni Puang Todierong dari Makale,Puang Tolayuk dari Baroko dan Puang Tokalu’ dari Enrekang. Basse Persekutuan ini dikenal dalam sejarah dengan ucapan:
“Basse sang bembe’manik sangluse’giring-giring”
Basse  persekutuan persaudaraan antara ketiga daerah Kapuangan ini bertujuan memelihara persatuan dan kesatuan dalam wujud kekeluargaan yang akan nampak terutama dalam Upacara Rambu Solo’
Basse ini diucapkan dalam sasta Toraja tinggi sebagai berikut:
Bandanmi pole’ basse titanan tallu
Tulangda’mi pandan dipopemamba galugu
Tirindu batu lalikan, kumua………
Ianna masaki ulunna Makale
Untintimi gandang bulaana tu Tolayuk lan di Baroko,
Napasa’ding tu Endekan
Susi duka kemasaki ulunna Endekan
Undedekmi gandang bulaanna to Tolayuk lan di Baroko,
Napasa’ding tu Makale
Realisasi dari Basse Persaudaraan ini tampak dalam sejarah ialah ketika Upacara Pemakaman Puang Tarongko di Makale, maka raja-raja dari Pitu Masserenrempulu ( Enrekang, Maluw’, Buntubatu, Kassa’,Alia’ ,Batulappa’ dan Maiwa) datang berbelasungkawa ke Makale, Demikian pula waktu meninggalnya Puang Enrekang ( Pancai Tana Bunga Walie) semua Puang-Puang dari Tallu Lembangna Makale, Sangalla’ dan Mengkendek turun berbelasungkawa ke Enrekang.
3. Puang Polanga  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale III
kawin dengan seorang Putri Salle Bayu dari  Tarongko Makale, melahirkan seorang putra bernama Puang Pate’dangan
4. Puang Pate’dangan  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale IV
kawin dengan seorang Putri Puang Balun Manik dari Awa’ Tarongko Makale, melahirkan seorang putra bernama Puang Sugi
5. Puang Sugi’  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale V
kawin dengan seorang Putri Puang Tumba’ Payuk di Makale, melahirkan 2 orang putra yaitu
    5.1 Puang Sui’ Lalong
    5.2 Puang Payuk diangkat sebagai Tunduk Tata’ na Basse Kakanna lembang di Makale ketika pecah perang antara To Pada Tindo di Lepongan Bulan melawan orang-orang Bone sebagai tentara Pakila’Allo yang mengadakan penindasan terhadap orang-orang Kalindo Bulananna lepongan Bulan.
Kawin dengan seorang  putri bernama Tumba’ Parukka di Bulo Makale melahirkan dua orang Putera yaitu:
          5.2.a Puang Parukka
          5.2.b Puang Lolon
6. Puang Sui’ Lalong  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale VI
kawin dengan seorang Putri Puang Tumba’ Parapak dari Kaero,Sangalla’,melahirkan seorang putra bernama Puang Parapa’
7. Puang Parapa’  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale VII
kawin dengan seorang Putri Puang Tumba’ Lolo angin di Tarongko Makale,melahirkan seorang putra bernama Puang Lolo angin
8. Puang Lolo Angin  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale VIII
kawin dengan seorang Putri Puang Balun Manik dari Awa’ Tarongko Makale,melahirkan 2 orang anak bernama
    8.1 Puang Payung Allo
    8.2 Puang Tumba’ Payung Allo kawin dengan seorang Puang dari Bebo’ Sangalla’ bernama Puang Makongkan melahirkan seoran puteri bernama Tumba’ Makongkan
9. Puang Payung Allo  mengganti ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale IX
kawin dengan seorang Putri Puang Tumba’ Limbu langi’ dari Kaero Sangalla’ tapi tidak mempunyai keturunan
10. Puang Tumba’ Makongkan mengganti Pamannya menjadi Puang Basse Kakanna Makale X
kawin dengan seorang Putra bernama Puang Laso’ Ses alias Puang Mammulu dari Tangti Mengkendek,melahirkan seorang putra bernama Puang Tarongko
11. Puang Tarongko mengganti ibunya menjadi Puang Basse Kakanna Makale XI
 kawin dengan 7 orang Putri ,masing-masing bernama:
11.1. Puang Lai’ Tangnga’Layuk dari Makale melahirkan
11.1.a Puang Indo’ Rante Allo
11.1.b Puang Laso’Tampo (Puang Pantan)
11.1.c Puang A.Rante Allo (Puang Tondon)
11.2. Puang Tumba’ Manuk Allo dari Manggau melahirkan seorang Putera bernama Puang Manuk Allo dikirim oleh ayahnya ke Sidenreng (Bugis) dan mendapat gelar Andi Lolo,
Catatan:
Besama ManukaAlloyang dikirim Puang Tarongko,Puang Limbu Langi’ (Puang Basse Tanganna Sangalla XI/Puang Tomatasak XXV) juga mengirim puteranya Laso’Rinding (Puang Sangalla), mereka pulang dengan menguasai Bahasa,budaya dan menulis lontar,Taktik dan seni strategi perang Bugis

      11.3. Puang Tumba’Toding Allo melahirkan putera bernama Puang Toding Allo(Puang Rante Allo)
11.4. Puang Tumba’Sumbung melahirkan 2 orang masing-masing bernama
11.4.a. Puang Sumbung(Puang Massora)
11.4.b. Puang Lai’ Tambing
11.5. Puang Tumba’Sa’dan melahirkan puteri bernama Puang Lai’ Sa’dan
11.6. Puang Tumba’Baratu melahirkan puteri bernama Puang Lai’ Baratu
11.7. Puang Tumba’Pidun melahirkan putera bernama Puang Sumbung(Pidun)
Catatan:
Dan pada saat itu muncul invasi Bugis ke Tana Toraja. Terjadilah perang antara Uwa Situru’ alias Andi’ Guru melawan bangsawan Toraja. Orang -orang yang lemah menjadi korban karena ditawan oleh Bugis. Peristiwa ini dalam sejarah disebut :
Tonna Kumande ulang bulu bangla’
Tenna mangintok karidi’ dipabaru
12. Puang Rante Allo alias Puang Tondon menggantikan ayahnya sebagai Puang Basse Kakanna Makale XII
di Lembang Makale dengan gelar Kepala Distrik Makale (1923-1943)
Catatan:

Tahun 1926 Tana Toraja sebagai Onder Afdeeling Makale-Rantepao dibawah Self bestur Luwu Puang A.Rante Allo kawin dengan dua orang putri masing-masing bernama:
12.1. Puang Lai’Sirande dari Mengkendek,melahirkan 5 orang anak yaitu:
12.1.a. P.Lai’Rante Allo
12.1.b. P.Tandi Lesse Rante Allo
12.1.c. P.Lai’Bassang
12.1.d. P.Rante Allo (Rante)
12.1.e. P.Bunga Bau’
12.2. Lai’Jaga dari Penanda Rante Bua,melahirkan Danduru Cs

Puang Manuk Allo (Andi Lolo) kawin dengan 7 orang putri masing-masing bernama:
1. Tumba Datu dari Tiromanda,melahirkan 2 orang putera yaitu:
a. Puang Johanis Lambe Andilolo
b. Puang Benyamin Ruruk Andi Lolo


2. Puang Sinnong La’bi dari Bungin Makale,melahirkan 5 orang anak
a. Puang Mendedek
b  Puang Lai’Andi kawin dengan Puang Laso’Torantu
c. Puang Lai’Surao
d. Puang A.Duma’ Andi Lolo
e. Puang Lai’Songkeng kawin dengan BT.Sakkung

3. Indo’na Paga’,melahirkan 2 orang anak yaitu:
a. Haji Paga’ Andilolo
b. J.Ba’ka’ Andi Lolo
4. Indo’na Songkeng dari Dun,melahirkan Songkeng yang tamanang

5. Lai’Simmin dari Sopai,melahirkan :
a. Marunu
b. Kenda
c. Sulle
6. Indo’na So’Rante dari Sillanan,melahirkan So’Rante,mate malolle’ di rimba kayu hitam Palu Sulawesi    Tengah

7. Indo’na Lai’Koli’,melahirkan 2 orang puteri yaitu:
a. Haji Koli’
b. Lai Sanning
13. Puang Adrial Duma’ Andilolo Putra dari Puang Andilolo menggantikan Pamannya Puang A.Rante Allo sebagai Puang Basse Kakanna XIII di Lembang Makale dengan gelar Kepala Distrik Makale  (1943 – 1949). Puang A.D Andilolo kawin dengan D.Mapaliey
Catatan:

Pada tanggal 18 Oktober 1946 dengan besluit LTGG tanggal 8 Oktober 1946 Nomor 5 ( Stbld Nomor 105 ) Onderafdeling Makale/Rantepao dipisahkan dari Swapraja yang berdiri sendiri dibawah satu pemerintahan yang disebut TONGKONAN ADA’.Catatan ttg Puang A.D Andilolo:
1. Sebagai Puang Makale 1943-1949
2. Sebagai Ketua Dewan Tongkonan Ada’KerajaanTana Toraja 1949 s.d 1950 Susunan Dewan Eksekutif Kerajaan Sendiri Tana Toraja :
Ketua     : Puang A.D.Andilolo dari Makale
Anggota : Puang Laso’Rinding dari Sangalla’
Anggota : Puang Laso’Torantu dari Mengkendek’
Anggota : Ma’dika Bombing dari Buakayu
Anggota : Ma’dika Tandirerung dari Ulusalu
Anggota : Siambe’ H.Saba’ dari Madandan
Anggota : Siambe’ Tandirerung dari Kesu’
Anggota : Siambe’ Salurapa’ dari Nanggala’
Anggota : Siambe’ Kombong Langi’ dari Tikala
Anggota : Siambe’ Sarungu’ dari Pangala’3. Anggota Parlemen RIS 1950 s.d 1959
4. Menjadi Gubernur muda pada Kementrian Dalam Negri RI sampai pensiun tahun 1988Pada saat Pemerintahan berbentuk serikat (RIS ) tahun 1946 TONGKONAN ADA’ diganti dengan suatu pemerintahan darurat yang beranggotakan 7 orang dibantu oleh satu badan yaitu KOMITE NASIONAL INDONESIA ( KNI ) yang beranggotakan 15 orang.
Dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Sulawesi Selatan Nomor 482, Pemerintah Darurat diadakan dan pada tanggal 21 Pebruari
14. Puang Tandi Lesse Rante Allo mengganti sepupunya Puang AD Andilolo sebagai Puang Basse Kakanna XIVdi Lembang Makale (1950-1960)

Catatan:
Tahun 1957 Toraja menjadi Kabupaten Dati II Tana Toraja berdasarklan UU Darurat Nomor 3 Tahun 1957
dan Berdasarkan UU No.29/1959
Berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1957 dibentuk Kabupaten Daerah Tingkat II Tana-Toraja yang peresmiannya dilakuan pada tanggal31 agustus 1957 dengan Kepala Daerah yang pertama bernama LAKITTA.
15. Puang Nataniel Taruk Allo Andilolo mengganti pamannya Puang Tandi Lesse Rante Allo sebagai Puang Basse Kakanna XV (terakhir) di Lembang Makale  atau kepala Distrik Makale (1960-1962)  pada saat itu Tanah Toraja telah terbentuk sebagai Kabupaten Daerah TK II Tanah Toraja dan yang menjadi Bupati KDH Tanah Toraja adalah Bupati H.L.LethePada tahun 1961 berdasarkan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 2067 A,Administrasi Pemerintahan berubah dengan penghapusan sistim Distrik dan Pembentukan Pemerintahan Kecamatan.Tana Toraja Pada waktu itu terdiri dari 15 Distrik dengan 410 Kampung berubah menjadi 9 Kecamatan dengan 135 Kampung,Kemudian dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 450/XII/1965 tanggal 20 desember 1965 diadakan pembentukan Desa Gaya Baru.

Salama' Marampa'

Banuari na simambela anna den tang sisangbanua
Lindori nasitoyangan anna den tang sitiro lindo sibengan petawa mammi'
Limari na tang sitadoan anna tang sitoe manda' sisalama'
Apa ia pole' tu penawa tontong sikala' rambu raya