Gerakan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa Toraja yang disingkat
GEPPMATOR adalah sebuah wadah yang beridiri sejak tahun 1990an. Namun sekalipun
demikian haruslah diakui bahwa perjalanan organisasi ini tidak bejalan mulus, kurangnya
perananan dan konstribusi terhadap daerah toraja, tidak intensnya kepengurusan,
ketidakjelasan visi misi, program yang tidak terkonsep dengan baik, ketidakpedulian
pengurus dan keterlibatan para elite organisasi dalam kegiatan politik praktis serta
kuranya diskusi ilmiah adalah akumulasi persoalan yang dihadapi oleh Geppmator
saat itu hingga mengalami kefakuman. Puncak kejayaan dan kebersamaan Geppmator
hanya terlihat pada tahun 1998/1999 dimana ketika itu para pemuda, pelajar dan
Mahasiswa Toraja mengecam sebuah issue yang digaungkan oleh salah satu jurnalis
di media bahwa 99% gadis Toraja tidak perawan. Setelah mengecam issue itu
pergerakan Geppmator kian surut dan tidak nampak lagi dimata masyarakat Toraja.
Beberapa pengurus tidak mampu untuk melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi
bahkan tidak adanya regenerasi untuk melanjutkan tongkat estafet organisasi
ini. Geppmator yang di ketuai oleh Desty dan Jacobus Camarlow kian menghadapi
masa transisi dan berujung pada fakumnya organisasi. Selain Desty dan Jacobus ada
beberapa yang menyatakan pernah menjadi pengurus dan anggota Geppamtor seperti
Theopilus Allo Rerung, Dan Pong Tasik, Agus Appang, Marthen Rantetondok,
Hendrik Delima, Harianto Laga, Nico Biringkanae, Nico Pasaka, Simon Simi,
Pasolang Pasapan,Sulwan dase, Alex Palinggi, Samuel Palinggi, Paulus Patanduk,
Martinus G. Lebang, Pdt. Lambe, Christian Lambe, Tau Toto Ringgina, Soni Budi
Pandin, Herman tandek, Pither Singkali, Somba A. Tonapa dan beberapa nama lainnya
yang kini menjadi penasehat Geppmator.
Setelah Geppmator mengalami ketidakjelasan, keresahan dan
kegelisahan Mahasiswa Toraja di Makassar kian muncul dengan hadirnya berbagai
kelompok Mahasiswa kerukunan. Melihat persoalan yang dihadapi yaitu tidak
adanya tempat untuk pemuda dan Mahasiswa Toraja secara keseluruhan untuk
berhimpun, maka pada tahun 2005 beberapa Mahasiswa Toraja mencoba untuk
menghimpun kembali pemuda dan Mahhasiswa Toraja di Ukip untuk mendiskusikan
persoalan ini dan dihadiri sekitar 500 orang.
Inisiator untuk menghimpun pemuda dan Mahasiswa saat itu adalah Belo
Tarran (STMIK DP), Frans Bore (UKIP),
Asti (STIK Tamalate), Nestin Pakiding (STIK Tamalate) dan Yusni (STMIK DP).
Dalam pertemuan itu perdebatan cukup alot karna kelompok
pemuda (non Mahasiswa) yang juga ingin masuk sebagai anggota organisasi yang
akan dibentuk nantinya. Satu satunya solusi untuk meredam perdebatan tersebut
adalah semua aspirasi nantinya akan kita bicarakan dalam kongres. Setelah
waktunya pemilihan panitia pembentukan organisasi Pemuda dan Mahasiswa maka, peserta
memberikan kepercayaan kepada inisiator pertemuan untuk menjadi panitia inti
dan akan dibantu oleh beberapa Mahasiswa dari kampus yang lainnya.
Setelah terbentuknya panitia persiapan kongres maka panitia
mencoba untuk melakukan konsolidasi ke kampus kampus dan kerukunan bbahkan juga
kepemerintah provinsi dan kabupaten. Tidak mudah bagi panitia dalam
mempersiapkan kongres pemuda dan Mahasiswa Toraja. Berbagai tantangan internal
dan eksternal dihadapi oleh panitia. Nama Geppmator baru kemudian mencul setelah
panitia mencoba untuk mendiskusikan hal ini pada beberapa tokoh masyarakat
Toraja. Ternyata mereka adalah eks penggurus Geppamtor. Untuk memudahkan panitia
dalam publikasi ke tokoh masyarakat Toraja maka nama Geppmator pun di pakai
oleh panitia untuk melakukan pendekatan ke para senior Geppmator. Namun
sekalipun demikian panitia juga belum mampu untuk melakukan kongres bersama
Pemuda dan Mahasiswa Toraja di Makassar. Kurang lebih 3 Tahun panitia bekerja
ekstra dalam mempersiapkan kongres ini, hingga pada bulan september 2008
kongres barulah dapat terlaksana di gedung Balla Tamalanrea. Kongres yang
pertama ini dibuka oleh pemerintah provinsi Sulawesi Selatan yang di wakili
oleh bapak Theopilus Allorerung, SE. Sebelum kongres berlangsung stereeng
comite yang dipimpin oleh Alexander Patandean, Alfil Roahim dan Robby memberi
kesempatan kepada eks pengurus Geppamtor Jacobus camarlow yang saat itu masih
duduk sebagai anggota DPRD RI untuk memberi arahan dan diskusi singkat.
Kongres yang hanya berlangsung satu hari satu malam ini
berjalan dengan dinamis karna pimpinan sidang dihujani interupsi dari peserta
sidang. Dengan berbesar hati panitia mengakui kekurangan dan kelemahan dalam
mempersiapkan kongres tersebut, namun pada kenyataannya kongres tersebut dapat
berjalan baik dan dapat memilih ketua umum. Agus Salim Said adalah ketua yang terpilih
dalam kongres I Geppmator di Balla Tamalanrea. Beberapa minggu kemudian
terbentuklah kepengrursan Geppmator yang diketuai oleh Agus Salim said (ketua
umum), Beno Ambeno (wakil ketua), Frans Bore Sampe Padang (sekjend), Alfil
Roahim (wasekjend), Cherly Lambe (bendahara), Meli Trisnawati (wakil bendahara)
dan beberapa pengurus lainnya yaitu Benyamin, Nestin pakiding, Anshar,
Alprianus pasodung, Sofian Torau, Appriana, Eka Pasila, Robby serta ada
beberapa nama yang tak dapat disebutkan namanya.
Perjalanan Geppamtor yang di nahkodai Agus Salim adalah
menjadi harapan bagi pemuda dan Mahasiswa Toraja diMakassar bahkan masyarakat
Toraja. Namun sebaliknya, masa transisi yang dihadapi oleh Geppmator tak mampu
untuk melakukan terobosan terobosan baru bahkan terkesan jalan di tempat dan
pengurusnya pun lebih banyak yang sudah keluar Makassar untuk mencari kerja. Ketua
umum tak mampu melakukan konsolidasi dan rekonsiliasi untuk menghimpun kembali
anggota dan pengurus untuk mendiskusikan persoalan yang dihadapi. Geppmator
kadang hadir hanya pada situasi yang insedentil namun tak dapat menciptakan
kreatifitas yang inofatif dan konstruktif. Setahun kemudian beberapa anggota
mendesak sekjend untuk mengambil alih wewenang pimpinan dengan alasan
penyelamatan organisasi. Bahkan beberapa diantara mereka mendesak untuk segera
melakukan kongres luar biasa. Melihat pada persoalan ini maka sekjend mencoba
untuk menghimpun kembali rekan rekan pengurus dari berbagai kampus. Pada
pertemuan itu disepakatilah untuk merancang sebuah kegiatan sebbelum menuju ke
kongres yaitu Festifal Budaya. Kegiatan ini menjadi harapan untuk dapat
mengumpulkan kembali pengurus dan Mahasiswa Toraja yang tergabung dalam Geppmator.
Namun setelah sekian lama kepanitian terbentuk festifal budaya yang dinantikan
itu tak bisa dilaksanakan akibat makin berkurangya panitia dan pengurus yang
berdomisili di makassar.
Tahun 2011 adalah puncak keresahan anggota Geppmtoor yang
masih tersisah hingga berhimpun kembali dan menunjuk sekjend sebagai pelaksana
tugas untuk mengisi kekosongan jabatan ketua dan mempersiapkan kongres. Setelah
pertemuan itu maka sekjend yang telah ditunjuk sebagai pelaksana tugas bersama
dengan pengurus melakukan konsolidasi dibeberapa kampus. Kebangkitan Geppmator
ternyata juga menjadi kerinduan bagi mahaiswa Toraja yang baru menginjakkan
kaki di Unversitas. Olehnya pelaksana tugas segera membentuk panitia Kongres II
dimana Sofyan Torau (Unhas) menjadi ketua panitia.
Setelah panitia bekerja keras mempersiapkan kongres maka pada
bulan September 2012 Kongres dapat dilaksanakan dan di buka oleh walikota
Makassar Ilham Arief Sirajuddin. Pembukaan kongres diadakan di Balla Tamalanrea
dan dilanjutkan di gedung GKSS Sudiang Makassar. Sebuah harapan baru lahir
kembali.
Kongres kali ini sangat dinamis karna peserta tidak dibatasi
untuk mengikuti dan menyuarakan aspirasinya di dalam kongres. Berbagai ide
kriatif lahir dari kongres II Geppamtor dan kerja keras panita terbayar dengan
suksesnya kongres. Kongres II Geppmator
dilaksanakan selama dua hari dan telah melahirkan kepengurusan baru yang kini
dinahkodai oleh Frans Bore Sampe Padang.
Tak ada gading yang tak retak. Begitu pula dengan perjalanan
Geppmator yang tak pernah luput dari kekurangan dan keterbatasan. Harapan kita
terhadap Geppmator kiranya dapat memberikan yang terbaik untuk daerah Toraja
dan Sulawesi Selatan serta dapat menjadi wadah berhimpun kaum intelektual muda
Toraja. Masih begiitu banyak yang perlu dibenahi dalam lembaga ini, olehnya itu
dukungan dari seluruh masyarakat toraja juga menjadi harapan Geppamtor agar
program lembaga ini dapat bersinergi dan relevan dengan harapan masyrakat.
Ta sangpori bannemo anta
sangkutu' amboran
ta tammbanni tallu lolona ta lambeanni a'pa' tao bulinna
Denno upa' anna makamban pa'pasakkena to ditingara tuka', dao tangngana lagi', dao iring iringanna, dao titanan tallunna, tirindu lalikanna iamo Puang Ri Matua, Puang toambo amboan..
Kurre Sumanga'
ta tammbanni tallu lolona ta lambeanni a'pa' tao bulinna
Denno upa' anna makamban pa'pasakkena to ditingara tuka', dao tangngana lagi', dao iring iringanna, dao titanan tallunna, tirindu lalikanna iamo Puang Ri Matua, Puang toambo amboan..
Kurre Sumanga'
0 komentar:
Posting Komentar